Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Humble", Langkah Pertama Menuju Kesuksesan

30 Januari 2021   14:05 Diperbarui: 30 Januari 2021   14:27 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diakhir pekan ini saya mau mengakhiri pertandingaanku dengan sebuah refleksi.Dan refleksi itu hendak kubagikan kepada sahabat-sahabatku semuanya dimana pun berada. Salam sehat dan salam semangat dari saya.Sudahkah anda merasa damai saat ini?

Merasa damai atas situasi keluarga yang tetap harmonis, damai karena relasi yang tetap akur,damai karena semua urusan dapat terselesaikan dengan baik. Nah,barangkali itu semua terjadi karena kita memberikan versi terbaik dari diri kita yakni " Rendah hati". 

Sikap rendah hati ini adalah pijakan hidup yang paling utama. Mengapa ? Karena sikap inilah yang mendasari segala perbuatan baik. Apapun yang kita lakukan,baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Owh iya,rndah hati itu maksudnya apa ya ? Sama kah defenisi sikap rendah hati dengan berkelakuan baik ? 

Nah,rendah hati adalah suatu sikap yang mampu menyadarkan kita akan keterbatasan diri kita baik itu menyangkut kemampuan dan ketidakmampuan. Tujuan disadarinya hal ini adalah supaya seseorang itu tidak mendongak mulu. Eh..kok mendongak. Iya,maksudnya tidak menjadi sombong atau angkuh. Sementara sikap baiklebih pada perilaku yang porsinya pas-pas an. Tidak berlebihan dan objektif.

Mother Teresa pernah berkata demikian "Kerendahan hati adalah Ibu dari semua sifat yang baik; dalam kerendahan hati kita bisa mewujudkan  kasih itu menjadi nyata ". Ajakan untuk  bersikap rendah hati itu kedengarannya tidak menarik. Tampaknya bertentangan dengan penilaian harga diri.

Sementara saran dari banyak orang  tentang pengembangan pribadi kita harus merayakan pencapaian kita dan bangga pada diri kita sendiri. Belum lagi dipicu dengan panorama atau indahnya kehidupan dunia membuat kita semakin silau dan  tertipu akibat  tumpang tindih ego di zaman yang  penuh  kompetitif ini. 

Masih relevankah menjadi pribadi yang rendah hati di zaman now ? Tentu saya "ya"  bagi kita yang masih memiliki empati. Kita adalah mahluk yang bernilai sehingga berharga bagi yang lain. Tentu saja nilai itu tidak dibuat-buat dan harganya tidak ditawar-tawar.

Kita sendirilah yang membuat nilai dan harga diri kita seperti apa. Hal ini bisa kita tunjukkan lewat sikap kita setiap saat. Ketika kita mau nilai yang bagus dan harga yang tinggi,mari kita memperbaiki kualitas diri sebelum terlambat.Hehehe

Ok,rendah hati. Tidak terlalu sulit untuk melakukannya. Hanya saja terkadang kita tidak mampu untuk meruntuhkan ego kita,meruntuhkan ke "aku" an ku. Tingkat arogansi kita terlalu tinggi sehingga terasa sulit untuk mengalah,sulit untuk menundukkan kepala atau sulit menjadi pribadi yang rendah hati.

Sementara menjadi orang yang rendah hati itu tidak sedang mengatakan bahwa dia lemah, tidak berdaya, takut atau malu.  Kerendahan hati sejatinya tanda bahwa seseorang mengetahui di mana sumber kekuatan sejatinya; antara lain sosok pribadi yang santun,  bijaksana, tidak memegahkan diri dan figur yang selalu siap membunuh ego terlebih dahulu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun