Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta adalah Prinsip Utama atas Semua yang Saya Lakukan

12 Desember 2020   14:04 Diperbarui: 12 Desember 2020   14:17 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi pagi terjadi sebuah percakapan menarik dengan tetangga terkait dengan pesta rakyat yang sudah berlalu beberapa hari yang lalu. Dan kejadian ini baru pertama kali terjadi dikomplek . 

Tetangga pada ngerumpi di depan rumah kami.Sepertiya hangat sekali pembicaraan mereka. Seorang saudari mengajak saya untuk pergi menanyakan apa yang terjadi,barang kali ada sesuatu yang perlu diketahui. Melihat kami keluar dari rumah,seorang ibu menyapa kami. " Selamat pagi suster,mari gabung bersama kita. Ini nih terkait pesta rakyat kemarin". Lah,emang kenapa bu ? Tanyaku. Siapa yang suster pilih kemarin ? Tanya Seorang ibu kepadaku. Jawabku singkat,"siapa yang menang itulah yang kupilih". Hmm..mereka agak jengkel mendengar jawabanku. Bisa jadi pilihan kami berbeda hehehe.

Bagi saya itu jawaban yang paling tepat pada saat itu,dan lebih dari itu saya tidak tertarik mengikuti perbincangan mereka. Ntah kenapa pertanyaan itu tidak berhenti sampai disitu. 

Seorang ibu yang menyandang gelar Doktor dan beberapa gelar akademik lainnya yang juga hadirnya berpengaruh terhadap kaum ibu di komplek itu balikbertanya kepada saya," Apa motivasi suster memilih dia? Apa suster mengenalnya dan pernah melihat kerja nyatanya dimasyarakat sehingga suster memilih dia ?. Upsss.. itu sih privasi bu..hehehe. Kita memilih berdasarkan suara hati. Jujur saya tidak mengenal mereka apalagi merasakan hasil kinerja mereka. Tapi yang namanya kewajiban harus saya jalankan. Setelah itu saya meninggalkan perkumpulan itu dengan alasan saya mau belanja.

Saya mencoba merenungkan kejadian singkat tersebut,mengapa ibu itu harus menanyakan motivasiku ketika aku memilih si B ?

Amat fundamental dipertanyakan apa tujuan dasar atau motivasi seseorang untuk mengikuti seseorang atau melakukan sesuatu bagi dirinya maupun orang lain. Motivasi ini akan mempengaruhi arah, semangat dan cara menggapai yang akan diraih.

Cinta adalah prinsip utama atas semua yang saya lakukan. Ketika bukan cinta yang mendorong, tentu saya  akan menemukan berbagai macam alasan untuk menolak pesan Tuhan. Saat saya berkomitmen pada cinta Tuhan dan cinta manusia, saya tidak akan argumentative (dalam arti selalu cari alasan), sombong, iri dan kesal. 

Saya yakin bahwa pada saat memilih saya digerakkan oleh cinta dan dituntun oleh suara hati saya. Saya tidak mendapat rekomendasi dari siapapun bahkan dikomunitas kami tak pernah sepakat untuk menentukan siapa yang harus kami pilih. Diberikan kebebasan kepada setiap orang untuk menentukan pilihannya. 

Nah,kadang-kadang orang terlalu sensitif dan terlalu yakin dengan pendapatnya sendiri. Istilahnya kepo..hehehe. Setiap orang punya komitmen sendiri untuk menjalankan tugasnya yang dilandasi oleh cinta. Cinta akan Tuhan dan cinta terhadap sesama.

Santo Paulus menulis dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, "Kasih selalu sabar dan baik hati; tidak pernah cemburu dan tidak pernah sombong; tidak pernah kasar atau egois; tidak tersinggung, dan tidak kesal. Kasih tidak menyukai dosa orang lain, tetapi senang dengan kebenaran; selalu siap untuk memaafkan, percaya, berharap, dan menanggung apa pun yang datang. "

Ketika ada cinta di hati, saya diharapkan agar selalu siap untuk percaya, memaafkan dan merendahkan hati untuk melayani dan bekerja sama dengan orang yang saya cintai. Ini adalah optio fundamentalis yang dipilih dan dilakukan oleh Tuhan dalam penyesuaian, akomodasi dan moderasi terhadap umat-Nya. Harapannya semoga hal ini juga yang mendasari sikap kepemimpinan mereka yang telah memenangkan pertandingan.

Karena Seorang pemimpin yang baik  tahu kapan harus beradaptasi sehingga dia bisa menjangkau mereka yang terpinggirkan oleh kalangan-kalangan si "penguasa". Melihat fenomen yang terjadi bahwa kita sering dibutakan oleh kurangnya kesadaran diri yang ditutupi dengan topeng kesombongan, keegoisan dan dusta. Akibatnya kehidupan pun dihiasi dengan retorika dan citra diri yang membuat orang lain terhanyut dalam keterpesonaan yang berujung pada sandiwara -- kepura-puraan.

Untuk itu, mari hari demi hari memurnikan motivasi yang kita miliki dalam melayani Tuhan dan umat-Nya. Selidiki hati lebih dalam, dengarkan Dia yang menyapa dan akhirnya pelayanan yang tulus pun semakin bercahaya dalam kehidupan.

salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun