Tidak seorangpun pernah mengetahui kedalaman dari kesepiannya sendiri
- Georges Bernanos -
Loneliness (kesepian atau kesendirian) dapat diterjemahkan sebagai reaksi emosional dan kognitif individu terhadap sebuah kondisi yang tidak menyenangkan berupa penurunan kualitas dan kuantitas hubungan sosialnya.Â
Seseorang mengalami Loneliness dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti: dipisahkan dari sahabat dekat, entah karena kematian, pindah tempat atau putusnya relasi; kehilangan dukungan dari keadaan, situasi, orang-orang yang tadinya mendukung; mendapat tugas baru yang tidak disukai; tidak dimengerti oleh teman-teman dekat; kehilangan intimacy.Â
Secara umum Loneliness dapat dibagi dua jenis yaitu:Â
(a) Emotional Loneliness, mengacu pada emosi negatif yang muncul akibat ketidakpuasan pada hubungan yang bersifat intim.Â
(b) Social Loneliness mengacu pada emosi negatif yang muncul akibat ketidakpuasan pada kelompok atau komunitas yang tidak sesuai dengan harapannya.
Loneliness menjadi tanda adanya kebutuhan orang yang secara emosional untuk berelasi bahkan membangun intimacy dengan orang lain. Maka, Loneliness secara mendasar menjadi sifat hidup manusia.Â
Tidak semua orang bisa bertahan dalam kesepian sehingga mengatasi kesepian itu dengan tindakan yang kurang baik seperti: merusak tubuh (minum minuman alkohol, merokok berat, mencoba bunuh diri, makan obat overdosis), tindakan seksual (pelacuran, pornografi, dan pelampiasan seksual), workaholic (kecanduan kerja), melarikan diri dari rumah dll.Â
Bagaimana menghadapi loneliness?
1. Penyadaran (awareness)
Merasakan yang terjadi dalam fisik dan emosional.
Merasakan tingkah laku yang muncul.
2. Penerimaan (acceptance)
Menerima pengalaman yang terjadi.
Mencari manfaat pengalaman itu.
Melihat lebih dalam pengalaman itu (self-selected and reflected).Â
3. Tindakan (action)
Terbuka pada orang lain.
Mengekspresikan perasaan dan apa yang dialami
Membangun relasi dengan Tuhan.
Belajar menanggung kesepian (self-compassion).
