Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkat dari Krisis

3 November 2020   23:08 Diperbarui: 3 November 2020   23:36 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu waktu dalam perjalanan panggilan saya pernah mengalami yang namanya krisis panggilan. Saya katakan krisis karena pada saat itu aneka problema hidup menghampiri saya. Dan pada saat itu kecil kemungkinan bagi saya untuk melanjutkan panggilan.

Situasi itu membuat saya menjadi pribadi yang suka menyendiri, minder dan tidak PD bersama dengan orang lain. Dalam waktu yang bersamaan,apa yang menjadi pergumulan saya waktu itu saya beritahukan kepada ibu saya.

Saya berharap ketika suatu waktu saya meninggalkan panggilan ini orang tua saya sudah siap dan tidak bertanya-tanya lagi tentang saya mengapa dan megapa. Ketika saya bersharing kepada ibu saya hanya satu kalimat saja yang dia katakan "Nak, kalau mau pulang silahkan saja. Kami tidak pernah melarangmu untuk pulang tapi ingat itu adalah pilihanmu. Dan kamu tau mana yang lebih baik untuk kau jalani saat ini. Jangan coba-coba memutuskan sesuatu dalam keadaan tidak baik".

Perkataan ibu saya itu membuat saya sedih. Jujur saya sedih. Bahasanya yang lembut menantang saya. Waktu itu saya tidak tau mau buat apa. Saya bingung dan seolah hari-hari saya tak di udar rasa,hampa dan kosong. Kurang lebih kekosongan itu saya jalani selama satu bulan. Saya beraktivitas seperti biasa mengajar,berdoa tapi semuanya terasa kosong dan sepi. Saya mulai merasa tak nyaman dengan situasi itu. Mau tidak mau saya harus bicara dengan magistra.

Pada suatu waktu saya mendapat kunjungan khusus dari magistra kami waktu itu. Waktu dia datang ke komunitas saya sedang berada di sekolah. Waktu makan siang kami bertemu di ruang makan. 

Selama perjamuan itu saya merasa kok ada sesuatu yang berbeda dengan diriku. Saya kok tiba-tiba bisa tersenyum dan bicara santai dengan orang-orang yang ada disekitarku. Padahal kurang lebih satu bulan serasa saya makan lem dan saya merasa seluruh gerak-gerik saya diperhatikan dan menjadi sorotan untuk orang-orang tertentu..

Saya sempat berpikir roh apa yang telah merasuki saya sehingga suasana tiba-tiba berubah menjadi hingar bingar. Dan orang-orang disekitarku kok pada adem anyem semua. Sedikit membuat saya terkejut tapi saya yakin kehadiran magistra kami ini adalah sebuah berkat untuk saya terkhusus untuk komunitas saya. 

Setelah saya bersharing kepada magistra saya serasa seluruh beban hidup saya hilang. Berbagai  solusi ditawarkan kepada saya.Dan saya diajak untuk melihat kembali pengalaman pahit yang pernah saya alami. 

Apa sebenarnya Tuhan mau katakan apa kepada saya lewat pengalaman itu. Sharing demi sharing menghasilkan yang namanya titik terang. Sharing itupun menuntut saya untuk terbuka dan jujur tentang peristiwa yang saya alami. Lembaran-lembaran refleksi menjadi saksi waktu itu. Dan syukurlah refleksi-refleksi itu ternyata menyimpan banyak mutiara kehidupan.

Dan saya merasa bahwa keterbukaan dan kejujuran saya waktu itu membawa berkat istimewa kepada saya. Berkatnya ialah kehadiran magistra kami itu telah membantu dan membawa terang dalam lorong hidup saya yang gelap.Sehingga saya bisa kembali pada jalan yang benar. Dan pada saat itu juga saya katakan saya tetap menjadi seorang biarawati. 

Saya tidak jadi pulang. Pengalaman yang telah terjadi sebelumnya biarlah menjadi batu loncatan untuk saya dihari-hari yang akan datang. Hidup ini tidak akan pernah berjalan mulus akan selalu ada hal-hal yang menantang dalam perjalanan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun