Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kaul Ketaatan

23 Oktober 2020   12:42 Diperbarui: 23 Oktober 2020   12:51 2505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taat berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada orang atau pihak lain yang ditaatinya. Pihak yang lebih tinggi. Ketaatan bagi kaum religius adalah keikut sertaan untuk menempuh jalan Yesus dari nazaret. Yang dengan semangat cinta kasih taat kepada Bapa  dalam seluruh tugas perutusan-Nya sampai wafat disalib. (Filp 2:8; LG 14, Ibr 5:8). Taat berarti siap untuk melaksanakan dan siap untuk  mendengarkan antara yang satu dengan lain.

"tidaklah sukar mentaati, apabila apa yang diperintahkan itu dicintai." 

Sepenggal kalimat ini telah menjadi dasar penghayatan ketaatan saya selama ini. Saya salut dengan para formator yang dengan setia mendampingi, mangarahkan, dan membimbing saya. Dari sikap mereka tercermin sikap ketaatan, ketaatan pada pimpinan dan lebih daripada itu yakni ketaatan kepada Tuhan yang telah mempercayai mereka sebagai perpanjangan tangan-Nya. 

Dalam kaul ketaatan ini saya menghayatinya sebagai suatu tanda yang dalamnya menekankan besarnya hubungan keluhuran sang pencipta dengan saya sebagai ciptaan-Nya. 

Hubungan keluhuran ini secara nyata saya alami dalam relasi dengan sesama para suster. Relasi dengan sesama suster adalah suatu relasi yang dibangun di atas dasar yang sama yakni Yesus Kristus sendiri. Dan di atas dasar ini saya sebagai seorang religus memperlihatkan kepada dunia dan menolong dunia untuk secara mendalam membangun relasi dengan Tuhan.

Ketaatan bagi saya adalah mendengarkan. Mendengarkan teman saat berbicara, dan ketika menyampaikan pendapat. Mendengarkan pimpinan. Dalam hidup sehari-hari saya mengakui bahwa Kristus hadir dalam diri pemimpin. Allah bekerja melalui mereka. Allah hadir menyapa saya lewat teguran, nasehat, bimbingan mereka. Allah terlibat secara penuh dalam panggilan saya yang nyata lewat pengabdian yang total para formator. 

Dukungan teman-teman seperjalanan juga menunjukan betapa Allah mencintai dan bersahabat dengan saya. Dalam menghadapi kesulitan, peroalan dan sakit, teman seperjalananlah yang pertama saya boleh mensharingkannya dan dari mereka pulalah pertama saya mendapat peneguhan, dan kekuatan.

Dalam komunitas ini ada sejumlah aturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Karena sudah menjadi kesepakatan bersama maka yang dituntut dari saya adalah kesetiaan dan kepatuhan. Penghayatan kaul ketaatan saya dalam konteks aturan yang ada yakni aturan bukan untuk mengekang kebebasan saya melainkan agar saya semakin mendekatkan diri dengan Dia yang memanggil. 

Aturan yang ada mampu mengarahkan saya pada ketaatan yang total pada Tuhan. Taat pada aturan hanyalah pengejawantahan dari apa yang pernah saya ikrarkan dalam kaul ketaatan. Aturan yang ada semuanya bermaksud baik yakni agar saya tidak bertindak menurut kesenangan dan kehendak sendiri. Dengan demikian bagi saya seluruh proses pelaksanaan aturan menjadi tanda kehadiran Allah yang berwujud dalam waktu.

Ketaatan tidak terlepas juga dari kontek hidup bersama. Saya menyadari bahwa sebagi makluk sosialtentu membutuhkan orang lain.Dan  saya membutuhkan perhatian, sahabat, keterlibatan orang lain dalam hidup saya. Saya baru mempunyai arti ketika saya ada bersama "aku yang lain". Diri ini tidak mempunyai arti apa-apa manakala selalu membentengi diri, tertutup, dan menarik diri dari hidup bersama.

Karena Aku yang lain adalah cerminan/gambaran diriku. Mengapa? Karena saya menyadari dan mengakui bahwa saya tak mampu menyikapi seluruh realitas baik kekurangan maupun kelebihan dalam diri saya. Saya sungguh mengetahui kekurangan ketika apa yang tidak saya miliki, dimiliki oleh orang lain dan saya bisa mengetahui kelebihan dalam diri ini ketika apa yang saya miliki mungkin tidak dimiliki oleh orang lain. Saya sadari bahwa perkembangan pribadi ini banyak ditentukan dari luar diri saya.

Dalam kaitan dengan ketaatan bahwa ketaatan dimaksud bukan saja menerima orang lain, tetapi ketaatan untuk membatasi diri supaya dapat memenuhi dan menuruti kodrat hidup bersama. Hal ini saya alami dan sadari dengan adanya sikap kepekaan untuk melihat dan menjawab tuntutan hidup bersama, merelakan kepentingan diri sendiri dan minat pribadi demi tercapaianya kebaikan hidup bersama.

Semoga bermanfaat..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun