Mohon tunggu...
Dina Feri Suryani
Dina Feri Suryani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Pemula

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Bank dalam Langkah Pemulihan Ekonomi di Indonesia Pasca Pandemi

21 Juni 2021   17:00 Diperbarui: 21 Juni 2021   17:24 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus Covid-19 mulai terdeteksi di Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember tahun 2019 lalu dan kini telah berganti status menjadi pandemi global. Dampak pandemi global telah memukul keras perekonomian Indonesia selama hampir 1 tahun belakangan ini. Resesi ekonomi akan sulit dihindari jika sektor ekonomi tak segera berbenah diri. Indonesia mendapat dua krisis hanya dalam kurun waktu yang singkat, yakni krisis kesehatan dan krisis ekonomi yang diprediksi dapat berujung pada resesi.

            Krisis perbankan menyebabkan bank-bank di Asia mengalami peningkatan utang yang sulit dihindari. Melemahnya perekonomian dunia membuat utang rumah tangga dan perusahaan melonjak naik. Pemberian pinjaman yang mencakup skala besar pun sudah terjadi sebelum pandemi melanda Indonesia. Hal ini diikuti dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi nasional akibat krisis kesehatan.

            Masalah lain menerjang Indonesia saat penerimaan negara terus menurun. Sementara di sisi lain, pemerintah harus merogoh dana milyaran bahkan triliunan untuk memberdayakan masyarakat yang terdampak pandemi. Runtuhnya perekonomian di berbagai bidang memicu maraknya pemutusan hubungan kerja yang kiat meningkatkan angka pengangguran di Indonesia. Polemik kemiskinan dan keterbatasan gerak masyarakat untuk mencari nafkah membuat pemerintah menggelontorkan dana bantuan dalam jumlah besar.

            Penurunan pemasukan negara adalah imbas dari meroketnya angka pembiayaan dan belanja negara. Dinamika perekonomian menjadi lebih kompleks selama era pandemi karena masa-masa sulit ini membutuhkan penyesuaian kebijakan di berbagai sektor. Pemerintah yang mempunyai otoritas perlu merancang kebijakan demi menyelamatkan ekonomi Indonesia.

            Salah satu cara yang diprediksi ampuh menangani masalah ekonomi adalah memaksimalkan perbankan. Caranya dengan jalan penguatan perbankan, terutama bank sentral. Bank sendiri memang memegang peranan penting dalam laju perekonomian. Bahkan semua aktivitas ekonomi memuat peranan bank di dalamnya. Termasuk juga Produk Domestik Bruto (PDB) yang merupakan sektor penggerak utama dalam perekonomian.

            Ada tiga unsur yang menjadi penggerak utama dalam perekonomian nasional, yaitu konsumsi, investasi, dan ekspor-impor. Unsur konsumsi dan investasi bahkan memberi pengaruh yang sangat besar bagi perekonomian, yakni mencapai 80%. Ketiga unsur yang ini menjadi penunjang pergerakan ekonomi di Indonesia dan bank berperan di dalamnya. Dapat disimpulkan bahwa peran bank mendominasi sektor perekonomian.

            Dominasi peran bank di sektor ekonomi disebabknya kegiatan konsumsi dan produksi yang diberikan oleh bank. Dunia bisnis mengalami kemunduran semenjak wabah pandemi memporak-porandakan Indonesia. Tak terhitung lagi berapa banyak perusahaan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tumbang akibat hantaman pandemi. Di sinilah peran bank diperlukan untuk menopang usaha-usaha kecil yang terdampak pandemi.

            Upaya membangkitkan usaha mikro yang nyaris gulung tikar tidak akan sempurna terwujud tanpa bantuan perbankan. Bantuan yang diberikan perbankan adalah penyaluran kredit dan  restrukturisasi kredit. Langkah awal pemberian kredit ini sangat membantu usaha kecil yang hampir bangkrut. Secara otomatis juga menghindari ancaman PHK bagi ratusan bahkan ribuan karyawan dalam perusahaan tersebut.

            Akan tetapi, strategi pemberian kredit ini juga memunculkan risiko. Perbankan selaku penyalur kredit pun harus bersiap menerima tantangan baru, yakni menjaga arus kredit agar tidak berujung macet. Oleh sebab itulah, tantangan terbesar bagi perbankan adalah meningkatkan kualitas kredit agar tidak berakhir non performing loan (NPL). Kualitas kredit yang disalurkan pun diharapkan dapat disebarkan dengan merata ke semua sektor.

            Namun, banyak pihak yang mengharapkan peran perbankan tidak hanya sebatas di lingkup sektoral saja. Sebagai tonggak perekonomian yang mampu mendongkrak masa-masa sulit ini, perbankan diharapkan turut berkontribusi dalam semua sektor seperti industri, jasa, perkebunan, sampai pertanian. Semua sektor adalah bagian penting dari perekonomian Indonesia dan tak bisa diluputkan begitu saja.

            Salah satu bank swasta yang cukup besar, BCA melihat masih banyaknya kebutuhan kredit yang dibutukan beberapa sektor, yakni farmasi, infrastruktur, ritel, distribusi dan perkebunan. Pandangan ini benar dan perbankan semestinya bisa lebih memfokuskan alur penyebaran kredit kepada sektor-sektor tersebut. Dukungan perbankan terhadap sektor-sektor yang masih membutuhkan bantuan modal dianggap akan mendorong pulihnya perekonomian setelah pandemi berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun