Penulis: Dina Amalia
Sources: Pengalaman Pribadi - Kunjungan Budaya ke Suku Baduy
Narasumber - Wawancara: Asmin, Aldi, Sanip (dari Suku Baduy Dalam)
Indahnya alam Ibu Pertiwi, kerap kali mengajak sekaligus menyuguhkan pengalaman yang amat mengagumkan. Apalagi, kalau diizinkan untuk berinteraksi langsung dengan kentalnya tradisi dan budaya lokal nan elok.
Suku Baduy, menjadi destinasi istimewa yang menyodorkan pengalaman hangat untuk langsung mendengarkan, merasakan, dan melihat segala aktivitas lokal yang kental akan adat dan budayanya. Melalui setapak perjalanan ke Suku Baduy Luar, saya benar-benar disuguhkan betapa indahnya keanekaragaman tradisi dan budaya tanah Ibu Pertiwi.
Berkumpul dan mengisi stamina di stasiun Rangkasbitung, saya beserta rombongan melanjutkan perjalanan terakhir yang berliku dan naik-turun menggunakan elf selama 2 jam. Pemandangan hijau asri pedesaan mengiringi sepanjang perjalanan kami hingga sampai distart point penanjakan, Ciboleger.
Disapa Pemandangan Asri dan Masyarakat Suku yang Ramah
Di Ciboleger, beberapa porter menawarkan jasa untuk membawakan ransel, dengan kisaran harga yang ditawarkan sekitar 100.000. Ada pula yang menawarkan tongkat kayu yang khas untuk trekking.
Menapaki Ciboleger, masih terlihat biasa saja dengan pemandangan minimarket dan rumah warga pada umumnya. Namun, ketika sampai dititik pengecekan data, mulai terlihat warga suku dengan rumah adat yang khas, ditambah dengan jajaran oleh-oleh khas suku yang menarik.
Perjalanan yang panjang dimulai, kami melangkah dan menanjak sekitar 4-5 jam ke Baduy Dalam dengan ransel penuh persediaan logistik. Sayangnya, dominan rombongan kami salah kostum, terutama sepatu yang mengakibatkan tergelincir, sebab jalan terjal, licin dan curam.
Herannya, saat kami susah-payah menanjak dengan bebatuan yang terjal, beberapa warga suku lewat bergantian 'tanpa' menggunakan alas kaki, terlebih yang perempuan dengan menggunakan bawahan kain tetapi berjalan sangat cepat. Otomatis, kami melongo melihatnya, sekaligus salut.
Sepanjang perjalanan, bukan suasana seram yang kami dapatkan. Justru pemandangan indah yang tiada habisnya! Sungai, pepohonan dan padi nan hijau asri sibuk menyapa. Ditambah, setiap kali melewati rumah warga suku selalu disambut dengan senyuman dan sapaan selamat datang.