Mohon tunggu...
Dina Septiani
Dina Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mandi Belimau: Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Kepulauan Bangka Belitung

7 Juni 2023   21:20 Diperbarui: 8 Juni 2023   07:24 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: www.youtube.com.Bangka Pos Official/Jelang Puasa Tradisi Mandi Belimau di Desa Kimak Kab. Bangka

Tradisi adalah hasil dari warisan dan kebudayaan secara turun temurun yang didapatkan dari nenek moyang terdahulu yang dilestarikan dalam suatu komunitas masyarakat. Negara Indonesia adalah negara yang kental akan nilai budaya dan tradisinya. Oleh karena itu, keberagaman budaya di Indonesia menjadi identitas tersendiri yang wajib dilestarikan dan dipertahankan. 

Salah satu tradisi yang diberikan oleh leluhur terdahulu kepada masyarakat yang masih dijaga oleh generasinya sampai sekarang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu tradisi Mandi Belimau. Tradisi mandi belimau merupakan salah satu tradisi penyucian diri dengan menggunakan air limau. 

Tradisi ini dirayakan di Kawasan Pemakaman Depati Bahrin, Lubuk Bunter, Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tradisi mandi belimau ini diperkirakan sudah ada sejak 1.700 tahun lalu. Ketika Depati Bahrin dan prajuritnya melarikan diri dari kejaran tentara Belanda. Pada saat itulah Depati Bahrin melakukan mandi Belimau yang sering disebut sebagai penebusan dosa atau pertaubatan.

Tradisi ini kemudian dilanjutkan dengan tokoh masyarakat seperti Akek Pok, Akek Jok, Akek Gok, Akek Sak, Akek Mis, Akek Daek, dan Akek Andung. Selain itu, ada tokoh lain yang mengikuti tradisi ini dan tinggal di hulu Sungai Baturusa, tepatnya di kawasan Limbung Pancur Penareh. Tradisi ini dilakukan seminggu sebelum bulan Ramadan atau pada minggu terakhir bulan Sya'ban. 

Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan bahagia serta mengharapkan bulan penuh berkah dengan cara bersuci dengan air yang dicampur jeruk nipis atau jeruk limau dan bahan lainnya. Tradisi mandi Belimau masyarakat Kimak dicirikan oleh keunikan dan orisinalitasnya, terutama partisipasi dan antusiasme masyarakat setempat dan lingkungannya dalam menyerap dan melaksanakan tradisi ini.

Tempat dilaksanakannya tradisi ini adalah Pemakaman Depati Bahrin, Lubuk Bunter, Desa Kimak, Kecamatan Merawang. Sebuah panggung besar didirikan di tempat itu khusus untuk pelaksanaan tradisi. Di atas panggung, sebuah kendi besar dengan huruf Arab telah disiapkan untuk mandi belimau. Kendi yang berfungsi sebagai wadah air untuk mandi belimau ini telah berusia ratusan tahun dan masih dilestarikan. Media yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi Mandi Belimau adalah busana tujuh warna, antara lain putih, hijau, hitam, merah, kuning, kelabu, dan abu-abu. Pemimpin upacara mengenakan pakaian berwarna putih dan para pembantunya mengenakan pakaian berwarna lainnya.

Adapun tradisi mandi belimau ini dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu pertama, dengan berziarah ke makam tokoh kepahlawanan yang dihormati dan telah berjasa terhadap bangsa terutama daerah setempat seperti tokoh Depati Bahrin, Depati Amir, Depati Hamzah, dan lainnya. Kedua, masyarakat mulai beranjak pergi ke tempat utama pelaksanaan tradisi mandi belimau yaitu di Area Pemakaman Depati Bahrin.Ketiga, beberapa laki-laki yang menggunakan pakaian seperti pahlawan yang diiringi oleh enam laki-laki berdiri tegap mulai menaburkan ramuan yang akan dicampur ke dalam air. Bahan yang digunakan untuk membuat ramuan tersebut yaitu daun pandan, daun serai, buah pinang, daun limau purut, buah limau purut, kunyit, dan lainnya. 

Terakhir, prosesi pemandian diawali dengan membasahi kedua telapak tangan kanan dan kiri, kemudian dilanjutkan dengan membasahi kedua telapak kaki kanan dan kiri, setelah itu dilanjutkan pula dengan membasahi ubun-ubun, dan terakhir diakhiri dengan membasahi seluruh badan. Pelaksanaan tradisi mandi belimau ini yang mendapatkan giliran pertama adalah pejabat pemerintahan yang hadir, seperti gubernur, bupati, dan pejabat lainnya yang hadir saat prosesi mandi belimau berlangsung. Lalu selanjutnya diiringi oleh pengurus desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat setempat dan sekitarnya.

Manfaat dari tradisi mandi belimau ini yang paling utama adalah memperkenalkan tradisi budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kepada tamu-tamu yang hadir dari berbagai luar daerah, sebagai momentum atau acara untuk menjalin silahturahmi dan saling memaafkan satu sama lain. untuk membersihkan diri baik jasmani maupun rohani agar mancapai keridhoan Allah Swt. Ibadah puasa Ramadhan berjalan dengan lancar, insyaallah apa yang diinginkan dan apa yang didoakan oleh umatnya dapat terkabulkan, membawa ketenangan suasana hati, meningkatkan ibadah kepada Allah Swt, meningkatkan salawat, bertahmid, dan bertasbih kepada Allah Swt, serta menjalankan sunnahnya.

Negara Indonesia yang kaya dengan keberagaman budaya dan tradisi pastinya, memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri dari masing-masing daerahnya. Setiap daerah memiliki suatu identitas yang menjadikan ikonik daerah itu sendiri. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga memiliki berbagai ragam budaya dan tradisi, yaitu salah satunya Tradisi Mandi Belimau yang berperan sebagai jembatan untuk meningkatkan tali persaudaraan antara umat manusia dan mempererat ukhuwah islamiah. Dapat disimpulkan bahwa secara historis, tradisi mandi belimau ini dilakukan sebagai alat pembersih untuk mandi pada zaman dahulu dan sebagai pengganti fungsi sabun pada zaman sekarang.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun