Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

N5M, Man Jadda Wajada = Bukti Percaya Takdir

24 Maret 2012   17:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:32 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1332609450356699431

MAN JADDA WAJADA = BUKTI IMAN KEPADA QOHO & QODAR“

negeri5menara

[caption id="attachment_178085" align="aligncenter" width="448" caption="Dimyat, S.Ag."][/caption]

Dalam film Negeri 5 Menara yang sama-sama kita sudah melihatnya ada sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh penulis maupun sutradara yakni nilai-nilai positif seperti sportifitas, keyakinan, perjuangan yang disertai dengan kesungguhan, penuh harap dan kepasrahan total kepada Sang Maha Pencipta setelah usaha maksimal kita lakukan.

Disamping ada nilai dari sisi yang lainnya yang diangkat dalam filmtersebut tetapi slogan dan kata kuncinya terdapat dalam kalimat yang merupakan ungkapan atau pepatah berbahasa arab yakni kalimat Man Jadda Wajada, yang artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh dia pasti berhasil.

Ungkapan di atas sering dipelesetkan artinya oleh rekan penulis yang juga sebagai sesama guru di Thariq Bin Ziyad, karena dia termasuk guru yang humoris dan suka sekali bercanda yaitu Man Jadda Wajada artinya kata dia Barang siapa yang sungguh-sungguh mencari janda maka akan ada dan mendapatkannya.

Adapun menurut hemat penulis ungkapan berbahasa arab di atas mengandung makna yaitu keyakinan (iman) akan qodho (ketetapan Allah yang sudah dibuat sebelum kita diciptakan) dan ketetapan Allah saat kita sudah sedang hidup di alam dunia seperti sekarang ini. Seseorang yang mengaku dirinya beriman tentu akan diuji oleh Allah SWT swbagai pencipta.

Dalam kitab suci Al-Qur’an Allah berfirman “Alif Lam Mim, Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman“ dan mereka tidak diuji?” itu di ayat 2 Surat Al-Ankabut. Sedangkan ayat ke-6 nya kembali Allah menjelaskan “Dan barang siapa berjihad (bersungguh-sungguh), maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri”.

Jadi jelas bahwa di era kehidupan digital dan modern seperti sekarang ini komptensi dan kompetisi adalah susuatu yang sangat penting untuk kita miliki dan ikuti, terlebih di era demokratisasi yang melanda dunia saat ini merupakan sebuah keniscayaan bagi kita untuk mampu hidup secara survife sehingga kita tidak tereliminasi dalam kancah kehidupan.

Yang pertama kali harus ada dalam diri kita adalah mental sang pejuang atau sang juara/pemenang. Mental pejuang danjuara/pemenang ini akan sulit didapatkan oleh mereka yang tidak punya keyakinan untuk berjuang dan menjadi pemenang. Selanjutnya kita harus memiliki pemikiran yang mendukung mental tadi. Dan baru selanjutnya adalah upaya dan usaha yang dilakukan oleh kita secara optimal.

Walaupun Allah SWT sebagai dzat yang Maha Pencipta dan Dialah paling mengetahui perkara yang ghaib maka kita dituntut untuk berjuang. Dan Tuhan kita, tentunya Maha Mengetahui Qodar atau Tqdir dari Allah SWT, dan paling tahu sejauhmana upaya dan perjunagan kita baik secara lahiriah maupun batiniyah sebagaimana semangat yang ada dalam film Negeri 5 Menara tadi yaitu Man Jadda Wajada.

Bayangkan bagaimana kira-kira seandainya manusia, ketika sudah tau qodar atau taqdir apa yang akan menimpanya tentunya dia akan lemah dan kurang sungguh-sungguh dalam melaksanakan ujian atau perjuangan dalam hidupnya, atau bisa berusaha menghindarkan diri dari Taqdir Allah. Atau sebaliknya manusia menyerah begitu saja kepada taqdir tanpa ada usaha dan perjuangan yang sungguh-sungguh.

Film Negeri 5 Menara mungkin juga tidak akan ada. Manusia tidak dinamis seperti sekarang ini, seperti suasana yang ada di Film 5 Menara, Ekonomi Islam tidak akan berkembang seperti saat ini, samapi-sampai ada iB (ai-bi) atau Islamic Banking juga ada selain BI (Bank Indonesia).

Itulah hikmahnya dari semuanya itu, bahwa konsekwensi dari Manjadda Wajada adalah kita harus beriman kepada Qodho dan Qodar.

Dalam Kitab Suci Al-Qur’an Allah SWT Berfirman :

“Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari kiamat. Dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.” QS Luqman ayat 34.

Atau dalam ayat yang lain Allah berfirman :

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu?’ Mereka menjawab : ‘Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.’ (Kami melakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan ‘Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,” QS. Al-A’raf ayat 172

Dalam Hadits Arbain (40 Hadits Utama masalah Agama Islam) yang ke-4 “Nasib Manusia Telah Ditetapkan” :

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah Bin Mas’ud RA, ia berkata : “Telah bersabda kepada kami Rosulullah SAW dan beliaulah yang selalu benar dan yang dibenarkan : ‘Sesungguhnya setiap orang di antara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya dalam empat puluh hari berupa nutfah (air mani), kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging selama itu juga, kemudian di utus malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan roh kepadanya dan diperintahkan dengan empat kalimat : menetapkan rezekinya, ajalnya, celakanya dan keberutungannya. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli surga dan amal itu mendekatkannya ke surga hingga kurang satu hasta, karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu dia melakukan amalan ahli neraka sehingga ia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka hingga kurang satu hasta, karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya, lalu dia melakukan amalan ahli surga sehingga ia masuk ke dalamnya.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Ayat di atas tentunya bukan hanya bacaan bagi umat Islam saja tetapi menjadi bacaan umat manusia di dunia, tidak ada yang melarang untuk membacanya apalagi untuk mengambil pelajaran darinya, itulah Maha Bijaksananya Allah, itulah indahnya Islam yang Rahmatan lil ‘Alamain (Rahmat bagi semesta alam). Wallahu a’lam.

Dimyat , S.Ag.

Guru dan Pendidik Yang Senantiasa Terus Beribadah, Belajar & Bekerja

Menuju Ahsanu Amala (Amal Yang Baik atau Berkualitas)

Bukan Aktsaru Amala (Amal Yang Banyak)

Pendiri Komunitas Menyimak Baca Tulis dan Cerita (KMBTC)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun