Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Serial KP4, #1 Kembali Terjadi Adu Putih pada Pilpres 2019

22 Desember 2018   09:28 Diperbarui: 22 Desember 2018   09:46 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : fundly.com

Setelah Pilkada serentak 2018 usai, jagad perpolitikan kita berlanjut dengan Pemilu 2019 yang menjadi puncak tahun politik. Kurang lebih 104 hari lagi atau tiga bulan lebih, atau 17 pekan yang tersebar pada bulan Desember 2018 (8 hari), Januari 2019 (31 hari), Februari 2019 (28 hari), Maret 2019 (31 hari), April 2019 (16 hari). Sengaja didetailkan dengan tujuan sebagai sarana Kampanye Pendidikan Politik Pemilih Pemula (KP4)  bagi para pembaca dari teman-teman para pembaca dan segenap pemirsa kolega dan sahabat Dimyat Aa Dym pada blog yang kita sama-sama banggakan ini.

Demokrasi yang terjadi di Indonesia tidak bebas nilai, berbeda dengan demokrasi yang dilaksanakan di luar negeri. Itulah harapan kita bersama, jika kita berkaca kepada praktek demokrasi yang sudah berlangsung sejak orde lama, orde baru dan orde reformasi ini. Namun dalam prakteknya sering terjadi jauh panggang dari api atau berbeda antara idealisme dan realitasnya. Oleh karena itu maka pentingnya memutus kebiasaan buruk itu dengan sebuah gerakan kesadaran bagi generasi muda (pelajar dan mahasiswa) melalui gerakan kampanye pendidikan politik pemilih pemula (KP4) ini.

Sengaja penulis memilih judul "Adu Putih pada Pilpres 2019" dengan harapan semoga hal ini menjadi sarana juga bagi para kandidat baik Pipres, atau Pileg (DPR RI, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan Dewan Perwakilan Daerah atau DPD) untuk fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Sebagaimana harapan para ulama dan cendik pandai, demokrasi baik pilkada atau pileg dan pilpres hakikatnya adalah berlomba-lomba dalam kebaikan, sehingga input, proses dan outputnya benar-benar berjalan sesuai aturan dan menghasilkan pemimpin yang berkualitas.

Indikator kebaikannya atau dengan kata lain adu putihnya adalah terlihat bukan hanya berlomba-lomba kandidat mana yang terlihat paling religius secara simbolis tapi juga berlomba paling religius dalam hal substansinya. Selain religiusitas kandidat baik kandidat pilpres atau pileg, indikator lainnya adalah terkait dengan kepedulian terhadap persoalan keumatan, kemasyarakatan dan kebangsaan bahkan masalah internasional. Sedangkan indikator ketiga yang dimaksud adu putih disini adalah adu program yang menunjukan keberpihakan kepada rakyat kecil dan dhuafa (wong cilik). 

Mari kita bahas satu persatu:

A. Religiusitas

Dari dua kandidat yang ada setelah memasuki masa kampaye dua bulan terakhir terlihat oleh kasat mata kita keduanya bersaing ketat dalam mencuri hati masyarakat agar menjadi kandidat yang paling religius di mata masyarakat. Meski masyarakat kita semakin cerdas mana yang hanya sebatas pencitraan dan mana yang benar-benar dari awal punya kepedulian. 

Salah satu indikatornya adalah pagaimana peran politik ulama pada Pilpres 2019 sangat ketara.  Kandidat pertama mengabil wakil dari Ulama NU/MUI dan kandidat kedua memiliki kepercayaan dari ulama yang mengadakan Ijtima' Ulama ke-2 terdiri dari para habaib dan ulama GNPF-Ulama atau komponen Aksi 212.

B. Keumatan

Program keumatan menjadi indikator juga sebagai sarana adu putih pada laga Pilpres 2019 terlihat mulai dari Aksi Reuni 212, atau kegiatan Hari Santri Nasional. masing-masing kandidat menunjukkan kecenderungannya untuk berlomba-lomba  menjadi kandidat yang dipersepsikan sebagai kandidat yang peduli dengan persoalan keumatan, baik di tingkat lokal (acara maulid, dan keumatan lainnya), tingakt nasional (ekonomi syariah, dan lainnya), serta tingkat internasional (isu-isu tentang Palestina, Krisis Uyghur dll).

C. Program Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun