Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Dulu 6 Jam di Yogya, Kini 6 Hari di Semarang

27 Juli 2017   17:08 Diperbarui: 28 Juli 2017   15:55 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Ya generasi sekarang meskipun secara kreativitas lebih maju dari orangtua kita zaman dulu

Tapi dari sisi jangkauan jangka panjang, visi ke depan dan bicara peradaban 

Maka orang tua kita zaman dahulu sedikit maju dari sisi itu daripada anak muda zaman sekarang.

Apa buktinya?

Ini dia buktinya;

PERTAMA: Orangtua atau orang zaman dulu telah melakukan langkah yang tepat yakni lebih mementingkan kehidupan akhirat dari pada dunianya, bukan berarti tidak perlu dengan dunia, dia mengambil bagian dari dunia sesuai dengan haknya sesuai dengan porsinya. inilah poin pertama kelebihan orangtua kita zaman dahulu, mereka tampak lebih religius.

KEDUA: Orangtua atau orang zaman dulu telah melakukan langkah yang tepat yakni lebih mengutamakan kehidupan yang natural atau alami daripada yang pabrikan atau buatan, nah ini penting dimana dimasa saat ini yang serba instan manusia semakin enggan untuk melakukan hal-hal yang sifatnya pemberdayaan lingkungan,kebersamaan dan gotong-royong semakin redup dan semakin ditinggalkan.

KETIGA: Orangtua atau orang zaman dulu telah melakukan langkah yang tepat yakni lebih memadukan aspek atau komponen-komponen kehidupan secara terpadu dan seimbang, bukan melakukan secara parsial dan spesifik, makanya tidak sedikit orang tua kita atau guru kita di masa lalu banyak yang punya beragam talenta (multy talent), beda dengan zaman sekarang. 

Dengan menemani enam hari di Semarang, saya bisa mengeskplor dari berbagai hal mulai dari kepribadian anak saya yang akan melakukan studi di UNDIP, dari kampus UNDIP itu sendiri, lingkungan UNDIP dan sekitar UNDIP, dari kota Semarang maupun Jawa Tengah secara keseluruhan. Yang secara kultur tentu berbeda dengan tempat sebelumnya, dimana saya dan anak saya dibesarkan yaitu Jawa Barat.

Selamat menempuh hidup baru anandaku khususnya, ananda kami, para MABA (Mahasiswa Baru) dari berbagai daerah, jurusan dan kampus di seluruh tanah air Indonesia (Kampus Nusantara). Semoga kalian semua menjadi generasi muda penentu kemajuan bangsa, esktafeta kepemimpinan lokal dan nasional, penggerak generasi milenial (Gen-Z), pemberdaya masyarakat khususnya kampus, dan atau sekitarnya.

Jadilah kalian perekat keumatan dan kebangsaan, jangan malah sebaliknya pemecah persatuan dan kebangsaan. Dan yang tak kalah pentingnya adalah kalian harus menjadi Generasi Indonesia Baru di era Baru, di era Bonus Demografi Indonesia. Jadilah insan paripurna (insan kamil), mahasiswa yang PATRIOTIK, KREATIF dan SOLID atau SETIA KAWAN, seperti tergambar dalam lagu di atas,lagu yang menggambarkan bagaimana para pahlawan dan rakyat Indonesia berjuang selama 6 jam di Yogya, yang tujuannya hanya ingin menunjukan kepada dunia bahwa INDONESIA masih ada, masih hidup, jika diserang maka slogannya adalah antara dua MERDEKA atau MATI, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun