Mohon tunggu...
Predictors Dims
Predictors Dims Mohon Tunggu... Dosen - Predicting by history

Keep The ..[Red and White]..Flag Flying High

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U-19: Menolak Deja Vu 1994, Berharap Keberuntungan 1978

18 Oktober 2018   15:22 Diperbarui: 18 Oktober 2018   16:21 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-19 dari tiga era Piala Asia U-19:1978,1994, dan 2018(sportif2018 dan detik.com)

Piala Asia U-19 2018 akan segera dimulai sore hari ini.  Indonesia untuk ketiga kalinya menjadi tuan rumah untuk Turnamen sepak bola U-19  antar negara-negara Asia tersebut.  Sebelum tahun 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia U-19  tahun 1990 dan 1994.  Pada dua kesempatan tersebut Timnas Indonesia gagal lolos dari penyisihan Grup[1].

Di antara dua kesempatan sebelumnya sebagai tuan rumah, perhatian penulis tertuju pada kiprah Timnas U-19 24 tahun silam di Piala Asia U-19 1994.  Penulis melihat catatan menarik berkaitan dengan kiprah Timnas Indonesia U-19 24 tahun silam.

Ada apa dengan Timnas U-19 di Piala Asia U-19 1994?  Timnas Indonesia U-19 pada saat itu dinamakan sebagai PSSI Primavera yang tujuan akhirnya adalah Kualifikasi ke Olimpiade 1996.  Sebagai persiapan untuk mencapai tujuan tersebut, Timnas U-19 dikirim ke Italia untuk berkompetisi di Kompetisi Primavera selama satu musim[2].  

Timnas U-19 bahkan dilatih oleh Romano Matte, pelatih Italia yang punya reputasi bagus di kalangan tim Primavera di Italia.  Dari hasil 'belajar' di Italia tersebut, para pemain mendapatkan wawasan dalam hal hal taktik dan juga skill permainan.  Hal ini ditambah dengan direkrutnya 3 pemain Timnas U-19 oleh Sampdoria Primavera:Kurnia Sandy, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Bima Sakti[3].  

Dari ketiganya, Kurnia Sandy bahkan menjadi bagian dari Tim Utama Sampdoria sebagai kiper keempat.  Namun Kurniawan menjadi pusat perhatian diantara ketiganya.  

Sebelum direkrut oleh Sampdoria Primavera, Kurniawan sempat meraih gelar pemain terbaik Turnamen Mantova bersama PSSI Primavera.  Kurniawan memang kemudian gagal masuk ke tim utama Sampdoria, namun mendapat kontrak dari Tim di kasta Utama Liga Swiss: FC Luzerne[4].

Dengan diperkuat pemain yang berstatus pemain dari klub Eropa ditambah pengalaman berkompetisi di sana, Indonesia seharusnya punya modal untuk lolos dari penyisihan grup di Piala Asia U-19 1994.  Namun Indonesia sebagai tuan rumah kembali mengulang kegagalan 4 tahun sebelumnya.  Modal pengalaman di Eropa tidak mampu dituangkan Kurniawan cs. di lapangan.  

Timnas U-19 saat itu hanya berhasil mengoleksi 5 poin dari 1 kali menang , dua kali imbang , serta satu kekalahan.  PSSI Primavera sebenarnya berpeluang lolos ke Semi final di pertandingan terakhir melawan Irak namun hasil 'kaca mata' memupuskan peluang tersebut.  Beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab kegagalan Timnas U-19 saat itu diantaranya adalah koordinasi permainan dan penyelesaian akhir[5].

Kondisi tersebut hampir sama dengan perjalanan Timnas U-19 yang akan berlaga di Piala Asia U-19 2018.  Timnas U-19 tahun lalu mengikuti Turnamen Toulon di Prancis sebagai persiapan awal menghadapi Piala Asia U-19.  Pada Turnamen tersebut, Timnas U-19 memang sama sekali tidak mendapatkan poin dari 3 pertandingan namun berhasil menunjukkan permainan yang menarik di antara wakil Asia.  Salah satu pemainnya, Egy Maulana Vikri bahkan meraih gelar pemain muda paling potensial Jouer Revelation Trophee di Turnamen tersebut.   Egy bahkan kemudian dikontrak klub Ekstraklassa Polandia Lechia Gdansk.

 Persamaan antara timnas U-19 (PSSI Primavera) dengan Timnas U-19 yang akan tampil di Piala Asia U-19 2018 di antaranya adalah: persiapan di Eropa[Kompetisi Primavera Italia: Timnas U-19 1994; Turnamen Toulon Prancis:Timnas U-19 2018] dan pemain klub kasta utama di Eropa [Kurniawan (FC Luzern):Timnas U-19 1994; dan Egy Maulana(Lechia Gdansk:Timnas U-19 2018].  Hal ini ditambah dengan komposisi lawan di penyisihan Grup yang sama-sama didominasi tim dari Timur Tengah.  Pada Piala Asia U-19 1994, tiga dari empat tim yang menjadi lawan Timnas U-19 berasal dari Timur Tengah: Irak, Qatar, dan Suriah[5]. Sementara di Piala Asia U-19 2018, Timnas harus berhadapan dengan dua tim dari Timur Tengah: Qatar dan Uni Emirat Arab[6].

Dengan melihat beberapa kesamaan tersebut, Timnas U-19 tentu diharapkan tidak mengulang kegagalan pendahulunya 24 tahun silam.  Penulis justru berharap Timnas U-19 akan mendapat 'keberuntungan' seperti yang diperoleh Timnas U-19 di Piala Asia U-19 1978.  Pada saat itu, Timnas U-19 memang hanya  lolos ke Perempat Final Piala Asia U-19 namun faktor keberuntungan membuat Timnas U-19 lolos ke Piala Dunia U-20 1979[7].  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun