Mohon tunggu...
Dimas Pambudi
Dimas Pambudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S2 Pembangunan Berkelanjutan di Belgia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Krisis Iklim: Sepak Terjang Generasi Muda Menyelamatkan Bumi

2 Oktober 2022   07:55 Diperbarui: 2 Oktober 2022   07:57 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi mogok sekolah di Brussel, Belgia (Sumber: Foto Pribadi, Dimas Pambudi)

Terdapat tiga tuntutan utama aksi anti krisis iklim. Pertama, konservasi lingkungan dari kegiatan eksploitatif seperti penambangan, pembalakan hutan, dan proyek infrastruktur yang tidak ramah lingkungan. 

Kedua, orientasi pembangunan yang berkelanjutan. Ketiga, keadilan antar generasi dimana pembangunan dan kesejahteraan generasi sekarang tidak mengorbankan kesejahteraan generasi mendatang.

Ketiga tuntutan tersebut, menuntut pemerintah untuk memfasilitasi perluasan infrastruktur energi terbarukan, ketahanan pangan dan ekonomi, program pembangunan yang sensitif terhadap hak asasi manusia dan perlindungan kawasan dengan nilai ekologis yang tinggi.

Perlakuan pemerintah terhadap partisipasi pemuda dalam diskursus publik tidaklah sesuai yang diharapkan. Sebagai contoh, aksi demonstrasi BEM SI pada bulan April yang mengusung 18 tuntutan mencakup isu sosial, ekonomi dan hukum mendapat tanggapan negatif dari pemerintah.

Dalam platform debat yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi, beberapa anggota perwakilan pemerintah mengkritik aksi demo BEM SI. Mereka menyatakan bahwa pemuda belumlah memiliki kematangan berfikir untuk ikut serta dalam proses pemerintahan. 

Senada dengan hal ini, di platform yang sama dua tahun lalu, Menkumham Yasonna Laoly ketika mendebatkan RKUHP menyatakan bahwa pemuda masih perlu banyak belajar sebelum melontarkan kritik kepada pemerintah.Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat bahwa pemerintah adalah institusi otoriter yang anti kritik.

Meskipun demikian, sejarah mencatatkan bahwa pemuda sangat berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa. Sebagai contoh, revolusi penggulingan rezim Presiden Soeharto dipelopori oleh gerakan pemuda mahasiswa.

 Dengan mendesaknya isu krisis iklim dan meningkatnya kesadaran akan pemanasan global di kalangan muda, mereka sebagai korban utama di masa depan memiliki hak yang sah menyuarakan kritik mereka terhadap bencana sosial dan lingkungan yang sedang terjadi. Beberapa gerakan lingkungan global telah memiliki grup aktif di Indonesia seperti Extinction Rebellion dan Fridays for Future.

Di Indonesia sendiri, gerakan gerakan aktivisme lingkungan mulai bermunculan. Kampanye gerakan-gerakan tersebut bervariasi, mulai dari pertanian organik ramah lingkungan, hak masyarakat adat, konservasi hutan, penolakan penambangan, hingga reformasi sistem ekonomi. Kalangan pemuda sendiri menjadi partisipan penting dalam kampanye tersebut, seperti penggerak utama atau pelopor gerakan.

Selain aktivis lingkungan, krisis iklim memerlukan solidaritas luas dari semua kalangan. Hal ini karena dampak krisis iklim yang mencakup semua bagian masyarakat. Keadilan lingkungan hidup berkaitan erat dengan isu-isu hak asasi manusia, keadilan sosial, kemiskinan,  minoritas, buruh dan kalangan marginal lainnya. 

Artinya, keadilan lingkungan hanya bisa tercapai sejalan dengan tercapainya keadilan sosial. Menghadapi sikap pemerintah yang represif, pemuda dalam gerakan harus membangun aliansi dan solidaritas dalam mengusung aspirasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun