Mohon tunggu...
Dimitri Yola
Dimitri Yola Mohon Tunggu... Penulis - "You talk when you cease to be at peace with your thoughts." - Kahlil Gibran

blessed 26 yo human ♾️ #FocusOnYourAbillity #NonConformistHallofFame

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Netizen Punya Konotasi Buruk, Ulahnya Memang Buat Geram

3 September 2018   19:22 Diperbarui: 4 September 2018   13:41 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pict : youtube UNICEF

Apa yang ada di benak kompasianers ketika mendengar kata "Netizen"?

Sebagian besar orang mungkin secara otomatis berpikir bahwa netizen ialah orang yang gemar berkomentar pedas di dunia maya, terlebih di sosial media.

Bahkan tak jarang argumen dari netizen sendiri yang melontarkan pada pendapat netizen lain bahwa netizen itu maha benar, sumbu pendek, pandai membelokkan fakta, dsb.

Perlu diketahui bahwa arti netizen secara harfiah adalah singkatan dari internet citizen (warga)atau orang orang yang secara aktif terlibat di komunitas online atau internet pada umumnya (medium.com). Netizen juga kerap disebut sebagai cybercitizen.

Lantas apa yang membuat netizen ini berkata semena-mena dalam mengomentari sesuatu ?

Hal ini tak terlepas dari kebebasan dalam menggunakan internet yang tidak mengharuskan suatu individu memakai identitas aslinya alias fake account.

Rata rata orang yang berkomentar pedas, kritik tanpa saran yang lugas, atau memberikan opini mereka dengan cara yang kasar dilakukan oleh netizen yang tidak bertanggung jawab.

Sebenarnya orang pemilik fake account ini sadar bahwa apa yang ia tulis mengarah pada "kriminalitas", sehingga ia menggunakan akun maupun foto palsu karena memang tidak ingin identitas aslinya terkuak.

Bagai lempar batu sembunyi tangan, netizen yang kerap berkomentar dengan fake account ini tidak berani bertanggung jawab atas apa yang mereka tulis.

Dorongan dari cibiran netizen nakal tak lain merupakan ungkapan terhadap suatu hal yang menurutnya benar namun tak diiringi dengan kritikan solutif lantaran berbagai macam alasan.

Umumnya mereka merasa "malas" mengetik terlalu panjang, sengaja menjatuhkan, atau sekedar berpikir spontan terhadap postingan tersebut yang tak dipertimbangkan baik buruknya dampak perkataan mereka.

Semua itu kembali lagi pada tak terungkapnya identitas asli dari netizen ini yang membuat mereka leluasa bertindak semaunya.

Bahkan bila netizen berkomentar yang mengandung unsur merendahkan suatu pihak, tindakan ini dapat termasuk dalam kategori cyberbullying atau perundungan siber.

Tentu bullying atau perundungan sudah menyangkut ranah yang serius mengingat hal tersebut sangat berpengaruh dalam kondisi dan kesehatan mental seseorang.

Mirisnya, tak semua orang mampu mendengar atau menyingkapi kritikan dari netizen.

Banyak orang yang mengambil hati cuapan netizen hingga menjadi beban, bahkan depresi.

Tak jarang pula ulah netizen ini membuat segelintir orang turut emosi dan menimpali komentarnya.

Akibatnya selain menyulut pertikaian "virtual" yang tidak ada guna nya, dikhawatirkan dapat berakibat fatal karena tidak menutup kemungkinan adanya pihak yang terbawa suasana terpengaruh hingga larut dalam emosi. Patut digaris bawahi bahwa tindakan ini merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan internet.

Perlu adanya keterlibatan etika dalam ber-internet agar sesama penggunanya merasa aman dan nyaman.

Perlu adanya kesadaran bagi tiap individu dalam bertindak, bagaimana dampak atau value apa yang didapat bagi lingkungan sekitar maupun pengguna lain.

Oleh karena itu mari kita bersama-sama menjaga "perkataan" (read: komentar, apa yang kita ketik) ya kompasianers.

Gunakan internet sebagai sarana untuk mempermudah kegiatan yang kita lakukan serta diiringi dengan penggunaan yang bijak.

Jangan sampai ketikan kita menikam orang lain atau bahkan menjadi boomerang bagi diri sendiri.

Karena di zaman teknologi ini istilah peribahasa mulutmu harimaumu sudah merambah menjadi jarimu harimaumu.

Terima kasih, salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun