Mohon tunggu...
Dimdim
Dimdim Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Spesialis Tulisan Ngawur

Spesialis Tulisan Ngawur

Selanjutnya

Tutup

Humor

Cinta Kok Bodoh

1 Mei 2019   18:33 Diperbarui: 1 Mei 2019   18:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi

Cinta memang dapat merubah pribadi seseorang, ada yang membuat seseorang menjadi pribadi yang lebih baik dan ada pula yang membuat seseorang menjadi pribadi yang buruk. Cinta memang gila, dan nggak jarang seseorang yang jatuh cinta rela melakukan segala hal karena kegilaan cinta itu. Tetapi menurut Dimdim, kebanyakan orang terlalu berlebihan demi atas nama cinta, hingga membuat orang itu dibuat bodoh karena cinta.

Salah satu contoh hal bodoh karena cinta adalah dari adik kelas Dimdim. Dia kelas 1 SMK, sebut saja namanya Dini. Dimdim dipertemukan sama Dini di ekstrakulikuler teater, waktu itu Dimdim menjabat sebagai ketua teater, jadi mau nggak mau Dimdim harus tahu karakter-karakter tiap adik kelas dan akrab sama mereka, salah satunya adalah Dini.

Beberapa adik kelas Dimdim save nomernya dan kebanyakan dari mereka juga save nomer Dimdim (Ya kan namanya juga ketua idola, yihha!), karena saling save akhirnya kita bisa melihat story whats apps satu sama lain, tak terkecuali si Dini ini.

Suatu ketika Dimdim melihat story whats appsnya Dini dengan foto salah satu tangan bekas sayatan silet dengan caption "Lebih sakit karena cinta". Sementara beberapa hari sebelumnya Dini curhat di chatting whatss apps sama Dimdim tentang cowoknya yang selingkuh atau apalah itu. Nah karena itu Dimdim berasumsi kalau ini pasti gara-gara cinta. Gila nggak tuh cuy? Hanya gara-gara cinta nyampe menyayat tangan dengan silet. Apa nggak ada cara lain yang lebih bermanfaat? Misalkan merayakan diselingkuhin sama cowoknya dengan cara bagi-bagi sembako ke fakir miskin, atau ngamplas rel kereta api biar nggak karatan. Itu jauh lebih bermanfaat loh.

Contoh kedua yang nggak kalah bodohnya karena cinta adalah dari teman Dimdim. Gara-gara cintanya bertepuk sebelah tangan, dia nggak makan dua hari. Berangkat sekolah jalannya lunglai, bungkuk gituh kayak nenek gayung. Mukanya pucet dan bibirnya putih kayak mayat berjalan. Diajak ngobrol-pun nggak menjawab, persis kayak Limbad hanya bisa  aa-uu-aa-uu, angguk-angguk dan geleng-geleng kepala. Pokoknya kasihan banget dah dia.

Nah yang satu ini mungkin dialami oleh sejuta umat. Karena cinta, seseorang menjadi pribadi yang puitis, eh tapi lebih tepatnya jadi generasi alay. 80% orang yang jatuh cinta menjadi generasi alay, salah satunya dapat dilihat dari story whatss apps. Orang yang jatuh cinta pasti ada yang upload story whatts apps dengan caption

 "Selamat pagi kesayangan, m3t Ciy@ng bebi, g00d  n1ght c3mewewkuh, Ka(miss) you dll." 

Padahal tanpa dibuat story kayak gituhpun, si doi udah tahu kalau jam 07.00 adalah pagi, jam 12.00 adalah siang dan bahasa inggrisnya selamat malam adalah good night. Ya kan nggak mungkin jam 07.00 doi chat dan tanya "Beb ini pagi, siang atau malam ya?" Kan nggak mungkin toh?

Kalau lagi bahagia mah lihatnya seneng, tapi kalo lagi galau itu yang ngeselin. story whats apps dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan kegalauan, seakan-akan dia manusia yang paling sakit hati di muka bumi. Mulai dari caption

"Sakit itu kalo cuma dianggap temen, ibaratkan magnet kita itu sama-sama (-) nggak akan bisa bersatu, aku mah apa atuh di mata kamu, maaf sampai sini ajah cerita kita dll."

Ada lagi hal yang paling membuat Dimdim kesal, demi atas nama cinta seseorang rela disakiti lalu kembali lagi, sakit hati lagi dan kembali mengulanginya lagi, tersakiti lagi dan diulangnya kembali. Ini sama ajah seperti jatuh ke lubang yang sama, udah tahu sering membuat sakit hati tapi kok diulang lagi dan berkali-kali pula, kan goblok nih orang. Iya kalau "Akan indah pada waktunya" kalau ujung-ujungnya sakit hati juga gimana? Terus kapan dong indah pada waktunya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun