Mohon tunggu...
Dimaz Tito
Dimaz Tito Mohon Tunggu... Sekretaris - Justonetito

Going where the wind blows

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Setara Serasa Peduli Terhadap Penyandang Disabilitas

22 Mei 2019   20:17 Diperbarui: 22 Mei 2019   20:35 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yogyakarta -- Seminar dengan acara 'Charity Day'  dengan tema 'Setara Serasa' yang berlangsung di auditorium Kampus 2 Gedung Thomas Aquinas Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jalan Babarsari No.44, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta pada hari Sabtu, 18 Mei 2019 mengundang para pembicara penyandang difabel diantaranya adalah Anggiasari Pujy Aryatie selaku Inclusive DPR Facilitator For TAGANA Yogyakarta, Suharto, S.S.,M.A. selaku Executive Director of Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel SIGAB dan Lilis Sulistyowati selaku Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas dan Rehabilitasi Sosial Anak, Dinas Sosial DIY. Acara ini diselenggarakan oleh Liemscholarship untuk memperingati satu tahun penerima beasiswa liemscholarship. Sebelumnya pada tanggal 5 Mei 2019 juga diadakan Kelas Bahasa Isyara, serta kunjungan ke Panti Asuhan Bina Siswi yang merupakan serangkai acara 'Charity Day'. Pada kegiatan ini juga ada penggalangan dana untuk komunitas difabel dan panti asuhan bina siwi.

Sembari menunggu acara dimulai, grup Five Star mnegisi acara dengan membawakan sejumlah lagu dari Anji berjudul 'Dia' dan lagu Chrisye dengan judul 'Kala Cinta Menggoda' .Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari Rektor UAJY, Prof.Ir. Yoyong Arfiadi M.Eng., Ph.D. Kemudian dilanjutkan oleh Stefani Putri Suprianto selaku ketua acara. Dalam sambutannya ini beliau ingin agar para anak muda dan segala unsur maupun elemen masyarakat agar penyandang disabilitas tetap dihargai dan dirangkul sebagai saudara kita sendiri. Dengan slogan 'Kita Setara, kita bersaudara' tentu bukan hanya sekedar omongan  tanpa memiliki arti. Slogan tersebut merupakan harapan dari seluruh elemen masyarakat di UAJY dengan membuktikan semangat yang unggul, inklusif, humanis, serta berintegritas.

Menurut Anggi, penyandang disabilitas masih sering menerima perlakuan diskriminasi dari orang orang disekitar mereka, ia juga berharap masyarakat lebih sadar dan peka terhadap penyandang disabilitas. Beliau juga bercerita kisahnya sebagai penyandang disabilitas, membuat para audiens yang mendengarkan menjadi bermotivasi dan selalu bersyukur, karena sesungguhnya kita diciptakan untuk selalu bersyukur. Dia berharap kepada mahasiswa sebagi gardu muda kebanggan bangsa mampu membawa perubahan  disegala aspek  social dengan tindakan positif yang memberikan dampak baik bagi lingkungan sekitar.

Di Indonesia, regulasi mengenai kaum disabilitas telah diatur dalam Undang-Undang (UU) No. 8 Tahun 2016. UU ini menggantikan UU no. 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat. Pembaharuan UU ini diantaranya terjadi karena adanya perubahan cara pandang terhadap kaum disabilitas. Jika dalam UU no.4/1997, kaum difabel lebih banyak dianggap sebagai objek yang perlu belas kasihan, maka dalam UU yang baru, kaum disabilitas diakui keberadaannya dan memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya.

Talkshow dari pembicara serta tanya jawab yang berlangsung kurang lebih 3 jam ditutup dengan serangkaian musik yang dibawakan oleh Five Star diantaranya lagu Iwan Fals -- Ijinkan Aku Menyayangimu membuat suasana makin sejuk, damai, serta syahdu. Peserta juga diberi selembar kertas untuk diisi tentang prinsip hidup dan kata kata motivasi buat para penyandang disabilitas diluar sana. Pada akhir acara ditutup dengan sesi foto bersama seluruh panitia penyelenggara, pembicara, serta peserta seminar.

Penulis bersama dengan Anggiasari Pujy Aryatie

Dengan diadakannya acara ini tentunya penulis berharap agar pemerintah lebih memperhatikan penyandang disabilitas dan melaksanakan kebijakan social yang adil dan serta merata. Elemen masyarakat juga harus punya rasa empati dan membuka diri untuk menerima serta membantu kaum difabel. Saling menghargai dan tenggang rasa merupakan hal yang wajib ditanamkan setiap individu, dan hilangkan batasan bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat terhadapa penyandang disabilitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun