Mohon tunggu...
DIMAS PRAMUDYA TEKNIK ELEKTRO
DIMAS PRAMUDYA TEKNIK ELEKTRO Mohon Tunggu... Lainnya - halo

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Munculnya Hari Sumpah Pemuda

16 Oktober 2021   19:33 Diperbarui: 16 Oktober 2021   19:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi di Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemud dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda ialah hasil rumusan asal Kerapatan Poemuda-Poemudi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang sampai sekarang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda II dilakukan pada 3 sesi pada 3 tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres Pemuda II ini dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan, yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda Tiong Hoa seperti Kwee Thiam Hong, Jhon Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang serta Tjoi Dijen Kwie.

                                                                                                                                         
Rapat pertama dilakukan di hari Sabtu 27 Oktober 1928, pada Gedung Khatholike Jongenlingen Bond (KJB), Waterloopin (sekarang Lapangan Banteng). dalam sambutannya, koordinator PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini bisa memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Moehammad Yamin tentang arti serta hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada 5 faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.


Rapat ke 2 dilakukan Minggu 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. ke 2 pembicara, Poernomowoela dan Sarmidi Mangoensarkoro, beropini bahwa anak harus mendapat pendidikan pada sekolah serta pada tempat tinggal . Anak juga wajib dididik secara demokratis.


pada rapat ketiga dilakukan pada tanggal dan hari yg sama tetapi di kawasan yang berbeda, yaitu di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, pada rapat ini Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme serta demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak mampu dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan semenjak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang diperlukan dalam perjuangan.

Adapun isi teks Sumpah Pemuda, yaitu :

  • Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
  • Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun