Mohon tunggu...
Dimas Tito Mahardika
Dimas Tito Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengelola dan Mengevaluasi Konten di Sosial Media

23 Juni 2021   22:15 Diperbarui: 23 Juni 2021   22:41 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    Sebagai content creator dalam mengelola konten perlu memperhatikan beberapa hal. Ada beberapa tipe konten yang kita ketahui yang sesuai denga tujuan dan target yang ingin dicapai. Misalkan konten video, blog, paper, visual, webinar, podcast dan lainnya. Dalam pengelolaan konten mungkin kita dapat membuat konten yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau sesuai dengan personal branding kita. Misalnya seorang content creator yang biasa membuat satu jenis konten akan terus membuat jenis konten yang sama. Namun, untuk membuat sesuatu yang baru kita dapat pula mencoba dengan jenis konten yang lain sebagai variasi. Misalnya selama ini kita membuat konten visual, kemudian kita dapat memvariasikan dalam bentuk konten video.

     Sebelum membuat konten, hendaknya kita sudah terlebih dahulu mengetahui dan memahami target audiences. Karena sebuah konten diunggah di media sosial atau internet kita juga harus paham seberapa aktif atau waktu waktu tertentu saat mereka aktif di media sosial. Misalnya, apakah target kita generani milenial atau para pekerja kemudian apakah mereka aktif menggunakan media sosial pada waktu pagi hari atau malam hari. Hal tersebut dapat membuat konten kita mendapatkan engagement yang sesuai dengan target kita. Selain itu, kita harus paham platform dan website yang spesifik yang sering digunakan oleh audiences kita. Misalnya, apakah itu instagram, facebook, twittter atau website lain.

     Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah konten yang kita buat harus dikemas dengan sebaik baiknya untuk bisa dinikmati dan disebarluaskan melalui media sosial. Jaringan atau network dapat membantu kita untuk dapat menyebarluaskan konten yang kita buat. Apakah target audiences yang dimiliki oleh jaringan kita dapat menambah jenis audiences yang baru pengikut jaringan tersebut. Hal tersebut dapat melebarkan audiences pada konten kita. Selain itu tujuan dari pembuatan konten yaitu yang paling banyak dilakukan adalah untuk menaikkan costumer engangement. Kemudian selain itu kita dapat pula meningkatkan brand awareness dan lain lain.

     Sebagai content creator kita dapat mengevaluasi dan mengelola sendiri dengan menggunakan content mapping. Ada tiga jenis konten mapping yang dapat kita gunakan yaitu sales cycle stages yaitu dapat digunakan untuk menjelaskan tingkatan tingkatan penjualan. Kemudian yang kedua yaitu audiences roles yaitu digunakan untuk memetakan siapa saja audiences. Yang terakhir yaitu mapping your content yaitu memetakan konten kita dalam beberapa tingkatan dan yang mana yang lebih cocok pada audiences kita. Kita dapat memetakannya dalam setiap minggu mulai dari minggu pertama hingga seterusnya. Dari situ dapat kita lihat perbedaannya di setiap minggunya.

     Dengan menggunakan metode content mapping kita bisa merencanakan konten yang kita buat agar konten tersebut bisa sesuai dengan target audiences yang ingin kita capai dan juga kepada audiences yang tepat. Untuk menyampaikan konten kepada audiences yang tepat maka kita perlu menggunakan cara cara tertentu, seperti mengelompokkan konten konten yang kita miliki ke dalam satu kategori. Dimana suatu kategori tersebut dapat mewakilkan konten konten yang sejenis. dengan cara tersebut audiences dapat lebih mudah menikmati konten konten yang disukai dengan cara memilih salah satu kategori favorit mereka.

     Sebuah konten yang baik tidak dapat dihasilkan dengan sekali jalan. Kita sebaiknya harus melakukan evaluasi terlebih dahulu baik secara pribadi maupun kepada yang lebih ahli. Konten yang telah kita buat mungkin menurut kita sudah baik namun perlu diberikan masukan dari ahli yang mungkin terlewat oleh kita. Sebagai seorang mahasiswa kita dapat mendapatkan masukan dari para pengajar yang tentu lebih ahli. Hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan evaluasi dari dosen adalah penting diketahui dimulai dari email etiquette. Kita dapat menuliskan subjek dengan tepat dan benar. Kemudian menggunakan email yang professional, atau kita dapat menggunakan satu email dengan nama asli. Selain itu kita harus menggunakan salam pembuka agar lebih sopan dalam pengiriman email. Dalam penulisannya juga kita harus memperhatikan tanda baca dengan tepat dan menggunakan kata-kata yang umum agar lebih muda dipahami. Hal terakhir kita harus mempertimbangkan waktu pengiriman pesan mengingat banyaknya urusan dan sebaiknya tidak dikirim terlalu larut malam.

     Feedback atau umpan balik yang telah didapatkan setelah kita mengunggah konten juga bermanfaat sebagai evaluasi. Komentar-komentar dari pembaca atau penikmat konten kita dapat menjadikan konten kita lebih baik lagi untuk kedepannya. Komentar komentar sekecil apapun pastinya akan berguna bagi kita sebagai content creator. Maka sebaiknya kita tidak perlu berkecil hati apabila ada kritik atau saran yang diberikan pada konten yang kita buat. Karena di media sosial atau internet orang orang dapat secara bebas memberikan penilaian pada setiap karya dari orang lain.

     Secara pribadi metode yang saya gunakan selama menjadi content creator adalah evaluasi dari orang lain dan feedback yang didapat dari komentar komentar. Misalnya dalam perbaikan tata tulis pada caption atau isi konten secara visual baik dari segi gambar, cahaya, editing dan sebagainya. Selain itu saya juga memperhatikan tipe atau jenis konten yang saya buat. Misalnya saya berfokus pada konten visual pada media sosial instagram. Hal tersebut dikarenakan instagram cukup banyak digunakan dan menjadi media yang disukai oleh generasi milenial yang merupakan target audiences pada konten yang saya unggah. Sebelumnya kita harus mengetahui lebih dulu target target yang akan menikmati konten yang kita buat agar lebih efektif dan efisien. Kemudian dalam evaluasi dapat diketahui apakah target sudah sesuai atau tidak.

     Kekurangan yang saya belum lakukan untuk meningkatkan konten agar lebih baik adalah belum ada variasi jenis atau tipe dalam pembuatan konten. Saya saat ini masih membuat konten menggunakan konten secara visual yaitu berupa gambar-gambar yang saya unggah melalui media sosial instagram. Mungkin ke depannya akan melakukan jenis lain seperti konten video yang dapat diunggah pada media sosial lainnya seperti youtube atau tiktok. 

     Jadi kesimpulannya sebagai content creator, dalam mengelola konten di sosial media kita harus benar benar paham terhadap audiences yang menjadi target kita pada suatu konten. Suatu konten yang dihasilkan haruslah dikemas dengan baik dan  diharapkan dapat tersampaikan kepada audiences yang tepat. Konten konten tersebut sesuai dengan audiencesnya tersendiri yang lebih spesifik menggemari salah satu kategori pada konten yang kita buat. Dalam mengevaluasi sebuah konten dilihat dari feedback yang dihasilkan dari konten tersebut. Salah satu feedback yang dihasilkan yaitu komentar. Dalam komentar tersebut terdapat saran dan kritik dari para audiences. Komentar komentar tersebut dapat menjadi bahan evaluasi untuk konten yang ingin dibuat selanjutnya, sehingga dalam konten berikutnya bisa kita lihat kembali feedback yang dihasilkan apakah sudah sesuai dengan saran dan kritik dari audiences.

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun