Mohon tunggu...
Dimas Karunia
Dimas Karunia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Buang Aku di Rawa "Pasang Surut"

6 Maret 2018   23:32 Diperbarui: 6 Maret 2018   23:41 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahan rawa di Indonesia luasnya mencapai 33,4--39,4 juta hektar, yang tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, dan Sulawesi. Sekitar 23,1 juta hektar merupakan rawa pasang surut dan 13,3 juta hektar adalah rawa lebak, yang sesuai untuk pertanian diperkirakan 5,6--9,9 juta hektar sehingga peluang pengembangan pertanian masih besar. 

Lahan rawa yang telah dibuka untuk pertanian terdapat di dua wilayah yaitu di Kalimantan dengan luas 1,5 juta hektar dan di Sumatera dengan luas 0,9 juta hektar. Jenis tanah yang terbentuk di lahan rawa adalah tanah gambut (Histosol) dan tanah mineral (Entisol dan Inceptisol).

Pengapuran dapat dilakun dengan cara menyebarkan merata ke lahan rawa pasang surut yang akan dijadikan sebagai areal pertanian dlakukan penaburan 2 minggu sebelum penanaman sebaik na sih pada awal musim ppenghujan agar reaksinya baik. biasanya pengapuran dilakukan dalam jangka panjang dan takaran yang berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode dan cara pemberian kapur memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil kedelai. Pemberian kapur berdasarkan kejenuhan aluminium sampai 10% dan diaplikasikan dengan cara diaduk sampai kedalaman 20 cm memberikan hasil kedelai tertinggi. 

Pemberian kapur dengan cara dan dosis seperti itu mampu meningkatkan hasil kedelai sebesar 188% dibandingkan dengan tanpa pengapuran. Pada penelitian ini diketahui pula bahwa pemberian kapur dengan cara diaduk sampai kedalaman 15 cm memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara disebar saja. Peningkatan hasil akibat perlakuan tersebut sekitar 21%.

Berdasarkan hasil analisis kimiawi tanah setelah panen menunjukkan bahwa pengapuran baik metode yang disebar merata maupun diaduk sampai kedalaman 20 cm cenderung meningkatkan pH tanah, P tersedia, menurunkan Al-dd dan kejenuhan Al dibandingkan dengan tanpa pemberian kapur. Peningkatan pH dan P tersedia, penurunan Al-dd dan kejenuhan Al pada perlakuan pengapuran dengan cara diaduk sampai kedalaman 20 cm lebih tinggi dibandingkan dengan cara disebar.

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun