Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Film

Ayo, Nonton Film Lokal! Saatnya Film Menjadi Tuan Rumah di Negerinya Sendiri

15 April 2025   06:02 Diperbarui: 15 April 2025   06:02 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayo, Nonton Film Lokal! Saatnya Film Menjadi Tuan Rumah di Negerinya Sendiri, Foto: Poster film di lokalfilm.id

Beberapa tahun terakhir, dunia mulai menoleh pada sesuatu yang selama ini mungkin dianggap terlalu "lokal" untuk dijual secara global: cerita film lokal yang sangat menonjolkan budaya kearifan lokalnya.

Fenomena tersebut juga terjadi di Indonesia yang mulai bermunculan Film lokal dengan nuansa budaya, bahasa daerah, hingga adat istiadat, sehingga kini hal itu bukan hanya dijadikan pajangan untuk festival semata.

 Ia mulai diakui sebagai aset penting sebuah bangsa, baik dari sisi ekonomi kreatif, diplomasi budaya, maupun identitas nasional.

Ketika Dunia Mulai Serius Melirik Cerita-cerita Lokal

Banyak negara mulai menyusun kebijakan yang mendorong produksi film pendek dan panjang berbasis lokalitas. 

India, misalnya, lewat National Film Development Corporation (NFDC), gencar mendanai film-film indie yang mengangkat kisah-kisah dari desa-desa di Kerala, Manipur, atau Ladakh. 

Jepang melalui Agency for Cultural Affairs rutin membuka skema pendanaan khusus untuk film yang memperkuat budaya dan nilai tradisional mereka. 

Di Korea Selatan, Korea Creative Content Agency (KOCCA) mendorong penulis dan pembuat film menggali warisan budaya Korea untuk dikembangkan menjadi film maupun serial.

Apa yang bisa kita pelajari? Bahwa kearifan lokal bukan sekadar pelengkap, tapi sumber daya kreatif yang otentik, unik, dan punya daya saing di tengah gempuran budaya global.

Lalu, Bagaimana dengan Kita?

Indonesia sebenarnya tak pernah kehabisan cerita. Dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote, kita punya ribuan legenda, ritual adat, kisah urban, sampai tradisi unik yang bisa menjadi bahan baku film lokal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun