Dalam dunia perfilman, cinematic storytelling bukan sekadar soal dialog atau alur cerita, tetapi juga bagaimana visual digunakan untuk menyampaikan emosi dan makna.Â
Dua konsep penting dalam cinematic storytelling ini adalah mise en scene dan decoupage, yang berperan besar dalam membentuk pengalaman menonton yang imersif.
Cinematic Storytelling: Menyampaikan Cerita dengan Visual
Dilansir dari The Film Encyclopedia, cinematic storytelling adalah teknik bercerita yang menggunakan elemen visual untuk menggantikan atau memperkuat narasi verbal.Â
Sutradara dan sinematografer bekerja sama untuk menentukan komposisi gambar, pencahayaan, pergerakan kamera, serta penggunaan warna guna membangun atmosfer yang tepat.
Sebagai contoh, dalam film Mad Max: Fury Road, George Miller menggunakan aksi dan komposisi visual sebagai alat utama penceritaan.Â
Alih-alih menjelaskan konflik dengan dialog panjang, film ini lebih banyak mengandalkan gerakan kamera yang dinamis dan warna mencolok untuk menggambarkan dunia yang brutal.
Mise en Scene: Menata Elemen dalam Frame
Mise en scene dibaca miz-ahn-sen (/miz sn/) berasal dari bahasa Prancis yang berarti "penempatan di atas panggung."Â
Dalam konteks film, istilah ini mengacu pada bagaimana elemen-elemen visual---pencahayaan, kostum, properti, blocking aktor, dan latar belakang---disusun dalam sebuah frame.
Menurut buku Film Art: An Introduction karya Bordwell dan Thompson, mise en scene memiliki peran penting dalam membangun suasana dan karakter.Â