Mohon tunggu...
Dimas Dharma Setiawan
Dimas Dharma Setiawan Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Penulis Artikel di Banten

Penulis adalah PK pada Bapas Kelas II Serang yang menerjunkan diri pada alam literasi. Senang menyikapi persoalan yang sedang hangat di masyarakat menjadi kumpulan argumentasi yang faktual , kritis dan solutif. Berusaha meyakinkan bahwa menulis sebagai hal yang menyenangkan. Setiap tulisan adalah do'a dan setiap do'a memuluskan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Kemerdekaan Indonesia: Peringatan Tetap Khidmat

14 Agustus 2021   10:27 Diperbarui: 14 Agustus 2021   10:50 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis memakai APD dalam rangka ikut mengurusi jenazah seorang teman di Rumah Sakit (Dokpri)

"Wahai saudara, hari raya kita semakin dekat,Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) . Mari bahagiakan hati kita, seraya menguacap syukur kepada Allah Azza Wajjala agar kemerdekaan Indonesia semakin kekal, kelak anak cucu kita nanti akan merasakan indahnya hidup di bumi nusantara".

Memasuki usia yang ke-76 paruh burung garuda masih bermasker melindungi segenap tumpah darah Indonesia dari ganasnya covid19. Kakinya yang tangguh mencengkram kebhinekaan kini tidak banyak bergerak demi menghindari kerumunan. Sayapnya memeluk erat perisai Pancasila agar tidak rusak oleh kerasnya peradaban. Mata garuda menatap tajam kedepan meyakinkan ibu pertiwi akan sehat seperti sedia kala.       

Masyarakat sangat antusias menyambut HUT RI Tahun 2021. Sejak tanggal 1 Agustus lalu pemasangan bendera merah putih telah dilakukan di depan rumah, perkantoran, pertokoan, jalanan dan  tempat lainnya. Selain itu pemasangan umbul-umbul bercorak warna-warni memberikan pesan keberagaman menambah kemeriahan yang tengah berlangsung. 

Sejumlah ajang juga diselenggarakan secara virual, seperti lomba cerdas cermat dilingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, lomba tiktok Prokes oleh Kementerian Dalam Negeri,  lomba yel-yel kemerdekaan yang ditayangkan di Youtube, lomba karya tulis Pancasila sebagaimana sedang penulis ikuti saat ini dan masih banyak lomba lainnya.

Seandainya saja pemerintah tidak memperpanjang kebijakan PPKM, dimungkinkan masyarakat tumpah rumah di jalan-jalan untuk berpawai menghias kendaraan mereka dengan tema perjuangan. Lalu di lapangan-lapangan untuk mengadakan perlombaan yang mereka sukai atau di gedung-gedung dalam rangka menyelanggarakan diskusi hari kemerdekaan. 

Sebelumnya masyarakat juga memiliki pengalaman menyaksikan langsung atau melalui televisi peristiwa upacara peringatan hari kemerdekaan di Istana Negara atau alun-alun Provinsi, Kabupaten, Kota atau Kecamatan yang diselenggarakan secara resmi dan khidmat.  Suasana tersebut sangat dirindukan entah kapan lagi nostalgia akan terulang.

Sikap partisipatif tersebut patut dimaknai melekatnya jiwa nasionalis dalam hati masyarakat. Mereka telah mengorbankan materinya untuk membeli sarana dan prasarana penunjang hari raya kemerdekaan, kegiatan dilakukan secara bersama mewujudkan rasa gotong royong (colectif-act) dan sikap patriotik juga diwujudkan dalam bentuk berdiri tegap secara serentak pada saat lagu Indonesia Raya dipedengarkan. 

Peringatan kemerdekaan Indonesia menyatukan anak bangsa, tidak mengenal suka, agama dan ras karena semuanya berhak merayakannya dengan caranya masing-masing. Misalkan saja pengibaran bendera merah putih di pulau teluar Indonesia, deklarasi pro-NKRI oleh terpidana teroris atau pemberontak Papua dan ada juga pembacaan doa untuk kemerdekaan Indonesia di rumah-rumah ibadah.     

Sejatinya merawat kemerdekaan Indonesia adalah semangat persatuan anak bangsa demi menjaga ibu pertiwi dari kerasnya peradaban dunia, dimana jika bangsa ini tidak mampu bersaing didunia internasional maka akan berdampak pada keguncangan ekonomi, politik, keamanan, pertahanan, budaya dan kesehatan didalam negeri.

Kita harus waspada akan syahwat bangsa asing yang ingin menguasai Indonesia demi mengeruk kekayaan alam Indonesia, seperti mengambil emas, batu bara, minyak bumi, ikan, terumbu karang, rempah-rempah dan lain sebagainya. Kekayaan Indonesia harus terus melimpah dan jangan sampai berpindah tangan kepada bangsa lain karena kelak anak cucu kita nanti kedepan harus hidup di tanah airnya dengan makmur dan sejahtera.        

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun