Mohon tunggu...
Dimas Aritejo
Dimas Aritejo Mohon Tunggu... Sales - Industral Fuel Marketing Pertamina | B2B Sales & Marketing | Digital Marketing Enthusiast

Young executive with more than 10 years experience in B2B (industrial fuel & energy) and B2C (Food & Beverages)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Berhenti Promosi Ketika Penjualan Tinggi

3 Juni 2021   12:38 Diperbarui: 3 Juni 2021   12:43 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Suatu hari saya menelfon beberapa distributor cireng salju. Menelfon distributor adalah kegiatan rutin untuk mendapatkan insight dari pasar sekaligus membantu jika distributor mengalami kendala tertentu.

Curhatan yang sering saya terima dari distributor adalah penjualan. Mereka menyampaikan mengenai penjualan yang tidak stabil, kadang naik tapi tidak bertahan lama hingga kemudian turun.

Setelah saya gali informasi lebih dalam, aktivitas promosi dan marketing yang dilakukan oleh distributor itu tidak rutin.

Ketika penjualan sepi mereka baru aktif melakukan promosi, tetapi saat jualan mulai ramai, aktivitas promosi berhenti.

Sebagian besar beralasan,

"Kan udah rame pak, ngapain saya promo lagi"

"Takut jadi orang pada beli tapi barang gak ada"

"Sayang pak budgetnya utk ngiklan, toh udah rame ini"

Padahal proses penjualan tidaklah instan. Ketika kita ingin memperoleh penjualan hari esok, kemudian aktivitas marketing baru dimulai hari ini, itu telat. Closing hari ini adalah usaha kita beberapa minggu atau bahkan bulan sebelumnya.

Orang terkadang lengah ketika penjualan sedang tinggi, dan merasa bahwa tidak perlu lagi melakukan aktivitas promosi dan marketing. Kelengahan itu dapat berakibat fatal, menurunnya penjualan di masa yang akan datang.

Agar penjualan ke depan stabil, jangan berhenti melakukan iklan, promo dan aktivitas marketing lainnya, meskipun saat ini penjualan sedang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun