Mohon tunggu...
Dimas Agus Hairani
Dimas Agus Hairani Mohon Tunggu... Administrasi - Man Jadda Wajada

S1 Manajemen Unesa | S2 Sains Manajemen Unair | Part of LPDP_RI PK 163

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Manajemen Ibadah di Bulan Ramadan

8 Mei 2020   18:06 Diperbarui: 8 Mei 2020   18:11 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, kita lihat dulu tujuan diskusi kita. Tujuan diskusi kita yaitu agar teman2 mengetahui nantinya cara mengelola ibadahnya di bulan puasa, contohnya anda sebagai seorang pelajar, anda perlu mengelola anatara kebutuhan ibadah dan belajar/mengerjakan tugas, sehingga tugas dikerjakan, ibadah juga tetap maksimal. Aktvitas jalan dan ibadah maksimal, adalah tujuan kita berdiskusi sore ini.

Jika ada sesuatu yang dikelola, berarti ada kekhawatiran sesuatu itu akan berantakan, apakah benar ?. jawabannya adalah belum tentu, sesuatu itu perlu ditata, perlu dikelola, perlu direncanakan dikarenakan kita memiliki tujuan, yaitu agar bisa memaksimalkan ibadah dan tidak ada kata mengeluh karena tugas yang banyak sehingga ibadah jadi tidak maksimal. Inilah pentingnya kita merencanakan sesuatu, agar kita bisa prepare terhadap apa tujuan kita.

Kita harus punya tujuan dalam hidup. Inilah kunci pertama kita hidup. Hidup harus punya tujuan, seperti kata Bapak BJ Habibie (semoga Allah merahmati beliau) “hidup tanpa tujuan, seperti pesawat terbang tanpa tujuan”. 

Kita bisa bayangkan pesawat yang terbang tanpa tujuan, apa yang terjadi ?, pesawat itu akan terbang terus menerus tanpa arah, dan ketika habis masanya, habis bensinya, pesawat yang masih di atas langit akan jatuh dan meledak, karena tidak kunjung landing, tidak kunjung mendarat, karena memang bingung dan tidak memiliki tujuan untuk landing, akhirnya masa pesawat tersebut habis di udara dan akhirnya jatuh menghantam daratan dan meledaklah pesawat tersebut.

Begitulah permisalannya jika kita hidup tidak punya tujuan. Kita hanya menjalani hidup mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi tanpa memiliki tujuan yang jelas. Ketika sudah habis masa hidup kita, yang tinggal hanya penyesalan, karena awalnya kita tidak mempersiapkan apapun.

Lalu apakah tujuan kita hidup ?. Ini adalah pertanyaan yang amat fundamental sekali, dengan kita memahami hakikat kehidupan kita maka insyaallah kita dapat tau apa saja yang harus dilakukan dalam kehidupan kita.

Apa tujuan hidup kita ?, apabila yang ditanyakan tujuan, maka jawabannya adalah akan kemanakah kita nantinya. Misalnya seperti ini, kita naik taksi maka oleh supir akan ditanya “tujuannya kemana mas/mbak, kita jawab rumah/kantor/dsb. Jadi tujuan artinya adalah “kemana kita akan pergi”. Maka kita harus bisa menjawab, kemanakah kita harus pergi dari kehidupan ini. Kehidupan ini ibarat seperti perjalanan, seperti pesawat yang sedang terbang, dia harus mencari tempat landing, kita harus mencari tau kemanakah harusnya kita pergi ini.

Lalu kemanakah kita harus pergi dari kehidupan ini ?. saya tidak akan jawab dulu, kehidupan kita ini pasti akan berakhir, karena setiap manusia pasti memiliki waktunya masing2 jika dalam bahasa Al Quran hal itu disebut ajal atau diterjemahkan batas waktu, walikulli ummatin ajal, fa idza jaa a ajaluhum laa yasta'khirun, “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila telah datang waktunya (ajal) mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34).

Ya, setiap yang bernyawa memiliki batas waktunya, seperti pesawat yang juga memiliki batasan bensin, jika habis bensinnya dan pesawat itu masih di atas udara yang terjadi pesawat itu akan jatuh dan meledak, jika dia tidak tau pergi kemana maka dia bisa saja landing disembarang tempat, artinya tidak ada artinya sama sekali. Begitupun juga manusia, jika sudah habis masa nya dan dia belum sampai kepada tujuan yang sebenarnya maka dia hanya merasakan kerugian saja.

Jadi di sini yang ingin saya jelaskan adalah manusia memiliki batasan waktu di dunia ini, oleh karena itu kita harus tau kemana kita harus pergi, sehingga ketika sudah waktunya kita landing kita sudah berada pada landasan pacu yang tepat. Lalu bandara manakah yang harus kita tuju ?.

Hehehe, lagi lagi saya tidak jawab dulu, saya masih memberikan permisalan lagi, dan lagi-lagi saya membuat permisalan pesawat karena Bapak BJ Habibie adalah salah satu orang yang saya kagumi dan saya banyak belajar dari beliau hehehe. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun