Mohon tunggu...
Satria Dimas Kurniawan
Satria Dimas Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Revolusi Brunei Tahun 1962

19 Juni 2021   17:09 Diperbarui: 19 Juni 2021   17:40 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
docplayer.info/user/89449500

Pada tanggal 8 Desember 1962 terjadi pemberontakan di Brunei, pemberontakan ini diawali dengan berdirinya Negara Nasional Kalimantan Utara atau NNKU yang di proklamsikan oleh pemimpin Partai Rakyat Brunei yaitu Sheikh Azahari bin Sheikh Mahmud atau di kenal dengan A.M. Azahari. Wilayah Negara Nasional Kalimantan Utara (NNKU) yang diklaim A.M. Azahari mencakup Brunei, Sabah, Sarawak. Pemberontakan ini dilakukan dalam upaya melawan pemerintah Inggris dan sultan, serta dalam rangka penolakan gagasan tentang federasi Malaysia.

A.M. Azahari yang pernah tinggal di Indonesia dan mempunyai hubungan dengan agen-agen Indonesia membuat Tentara Nasional Kalimantan Utara yang diperoleh dari sayap militer Partai Rakyat Brunei. Tentara Nasional Kalimantan Utara berjumlah 4000 orang yang dilengkapi dengan 1000 pucuk senjata dan juga mempunyai senjata berat.

Pada dini hari tanggal 8 Desember 1962 para pemberontak melacarkan serangan ke rumah menteri, pembangkit listrik, fasilitas pemerintahan dan kantor polisi. Para pasukan TNKU juga menyerang kilang minyak di Seria,  penyerangan kilang minyak Seria yang merupakan tempat vital diharapkan akan mengacaukan persediaan bahan bakar tentara Kesultanan Brunei. Dalam beberapa jam kilang minyak Seria dan pos-pos polisi di Brunei berhasil dikuasai. Di ibu kota beberapa gedung pemerintahan dikuasai para pemberontak serta beberapa pejabat juga disandera, dan pada pukul 5 pagi pemberontak berhasil menguasai ibu kota.

Namun, pemberontakan yang dilakukan A.M Azahari ini mengalami kegagalan, setelah pasukan Gurkha berhasil menguasai seluruh wilayah Brunei pada 17 Desember 1962 dan terlebih lagi datangnya tambahan pasukan dari kapal HMS Tiger dan HMS Albion membuat pasukan pemberontak kewalahan dan menyerah. 

Menyerahnya pasukan pemberontak juga disebabkan karena pada saat itu wilayah Brunei di guyur hujan lebat yang menyebabkan tempat persembunyian para pemberontak kebanjiran yang memaksa mereka keluar, keluarnya para pemberontak dari persembunyian memudahkan pasukan Gurkha dalam menangkap pemberontak.

Setelah itu terjadi operasi pembersihan dan pengkapan para pemberontak, dan pada 18 Mei 1963 dilakukan penyerangan yang mengakibatkan 10 pemberontak tewas dan sisanya ditangkap, beberapa pemberontak mencoba melarikan diri ke pinggiran pantai Brunei. A.M Azahari sebagai pemimpin Partai Rakyat Brunei melarikan diri ke Filipina untuk mencari suaka, namun mendapat penolakan dari presiden Filipina. Akhirnya Azhari melarikan diri ke Indonesia setelah Presiden Soekarno memberi suaka, setelahnya Azhari tinggal dan wafat di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA  

Fajri, A. (2018). "PERAN ORGANISASI PERGERAKAN DALAM PEMISAHAN BRUNEI-MALAYSIA TAHUN (1946-1962)".Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya. Jurusan Ilmu Sejarah. Universitas Indonesia.Hal 40-43.

Prasetyo. (2011). "PERGERAKAN PEMUDA DI BRUNEI DARUSSALAM (1946-1962)". Fakultas Adab Dan Humaniora. Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal 43-52.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun