Mohon tunggu...
Dimas Bryanputra C
Dimas Bryanputra C Mohon Tunggu... Freelancer - EKONOMI WILAYAH; PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN; PERENCANAAN PERTANIAN INDUSTRIAL

Planologi UNEJ 2018

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Analisis Input Output dalam Pengembangan Pariwisata di Yogyakarta

5 Desember 2019   11:19 Diperbarui: 5 Desember 2019   11:27 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada dasarnya, pengembangan wilayah sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan memajukan daerah tersebut. Salah satu faktor yang diperlukan dalam pengembangan wilayah adalah perlu meningkatnya kualitas dari beberapa aspek. Salah satu aspek tersebut yakni aspek pendapatan daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu faktor pendukung guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang ada di suatu daerah menjadi lebih baik. Semakin tinggi PAD, diharapkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat yang ada di daerah tersebut terdongkrak naik juga. Salah satu sektor yang perlu diperhatikan dalam PAD adalah sektor pariwisata. Seperti yang kita tahu, pada saat ini pemerintah Indonesia sedang gencar melakukan promosi pariwisata yang ada di Indonesia, mulai dari Candi Borobudur di Magelang, Labuhan Bajo di NTT, Mandalika di kawasan NTB, serta beberapa budaya sejarah peninggalan kerajaan Mataram, khususnya di daerah Yogyakarta dan Solo.

Dalam pengembangannya, diperlukan beberapa analisis guna mengetahui seberapa besar peran pengembangan sektor pariwisata dalam pengembangan wilayah. Salah satunya adalah dengan metode  analisis input output. Apakah yang dimaksud dengan analisis input output ? Lantas bagaimana menentukan peran sektor pariwisata dengan menggunakan analisis input output ?

Analisis input output merupakan metode standar yang dapat digunakan untuk mengukur dampak perubahan pada permintaan akhir dari suatu produk yang diproduksi suatu industri / sektor tertentu dalam perekonomian. Model ini berbasis suatu tabel input-output (tabel I-O) yang disajikan dalam bentuk matriks. Tabel ini menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor produksi dalam perekonomian. Selain itu, analisis input output juga dapat berfungsi sebagai salah satu metode guna mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor pendukung dari berbagai aspek, khususnya aspek dalam pengembangan wilayah.

Yogyakarta merupakan salah satu implementasi kawasan perkotaan yang menganut sistem kerajaan. Berangkat dari hal tersebutlah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terbentuk. Hal itu disebabkan karena wilayah Yogyakarta masih mempertahankan budaya lokalnya serta menjalankan roda kepemerintahan tetap dengan budaya mereka, yakni kesultanan.

Selain itu, Kota Yogyakarta merupakan kota budaya, dimana hampir semua aspek yang ada di wilayah tersebut tidak lepas dari budaya maupun aspek kejawen. Hal tersebut yang mampu menarik perhatian para wisatawan, baik wisatawan domestic maupun wisatawan asing untuk datang mengunjungi kota Yogyakarta. Adapun beberapa lokasi yang menjadi daya tarik di kawasan Kota Yogyakarta, antara lain yakni kawasan Malioboro, Candi Prambanan, serta beberapa kawasan wisata lainnya yang ada di sekitar Kota Yogyakarta.

Seiring berlalunya waktu, pemerintah Kota Yogyakarta mulai menyadari bahwa sektor pariwisata menjadi salah satu penunjang dalam pengembangan wilayahnya. Salah satu perannya yakni mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dimana hal tersebut merupakan salah satu faktor guna mengetahui seberapa besar perkembangan aktivitas ekonomi di suatu wilayah. Selain itu, peningkatan PAD juga mampu menjadi indikator dalam menentukan seberapa tinggi tingkat kesejahteraan di suatu daerah.

Berangkat dari hal tersebutlah, pemerintah Kota Yogyakarta mulai memperbaiki beberapa sarana prasarana serta beberapa fasilitas yang menunjang kegiatan pariwisata yang ada di wilayah Yogyakarta. Selain itu, hal tersebut dilakukan guna meningkatkan daya tarik serta minat dari para wisatawan yang akan datang ke Yogyakarta. Hal tersebut diharapkan mampu untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Yogyakarta. Dalam hal ini, diperlukan analisis input output guna mengetahui seberapa besar ketergantungan sektor-sektor lain dalam pengembangan sektor pariwisata yang ada di wilayah Yogyakarta.

Dari hasil analisis input output yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yang dimuat dalam jurnal, dapat disimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas serta pengembangan di sektor pariwisata di Yogyakarta, faktor tersebut antara lain, faktor tempat tinggal / hunian, faktor lingkungan, faktor aksesibilitas, serta faktor sejarah / kebudayaan. Keempat faktor tersebut sangat erat kaitannya dengan pengembangan pariwisata yang ada di Yogyakarta.

Dari aspek hunian, diperlukan beberapa pengembangan hunian seperti hotel serta beberapa losmen yang berbiaya murah ataupun sesuai standart dengan fungsi untuk memudahkan para wisatawan yang ingin berkunjung serta menginap di Kota Yogyakarta. Selain itu, faktor lingkungan dan kebudayaan juga mempengaruhi pengembangan pariwisata. Contohnya adalah kawasan Malioboro dan sekitarnya sekarang sudah mulai diagendakan pembersihan lingkungan rutin setiap minggunya. Hal itu berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke kawasan tersebut.

Salah satu faktornya karena lingkungan yang semakin lama semakin nyaman. Kemudian faktor aksesibilitas, dengan dibangunnya bandara baru di kawasan Kulon Progo, diharapkan mampu memudahkan akses menuju Yogyakarta melewati bandara tersebut, sekaligus meningkatkan pendapatan daerah melalui bandara tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun