Mohon tunggu...
Dilla Oktaviana
Dilla Oktaviana Mohon Tunggu... Lainnya - Good little things

Holaa fren! Terimakasi sudah menyempatkan waktu untuk membaca hari ini. Semoga kalian suka dan bisa dapet hal-hal yang bermanfaat dari tulisan kecil ku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mungkin ini penyebab mengapa kamu selalu merasa terpaksa saat mengerjakan tugas dari dosen.

8 Mei 2020   17:22 Diperbarui: 23 September 2021   15:26 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari cerita perjalananku mengerjakan tugas-tugas yang di berikan tadi, bisa kalian lihat kan, bahwa aku mengerjakannya dengan setengah hati dan merasa "terpaksa", hanya sekedar memenuhi kewajibanku sebagai mahasiswa yang diberi tugas oleh dosennya. Tetapi terkadang, sesuatu yang baik memang harus dipaksa kemudian terpaksa dan menjadi terbiasa. Karena jika menuruti ego, aku kira kita pasti pengennya terus menerus di zona nyaman? Bener kan? Haha.

Dan memang benar "terpaksa" ku itu hanya di awal, karena setelah aku mulai mengerjakan tugas-tugas tersebut terlebih setelah menyelesaikannya, aku jadi merasa menemukan passion baru dalam diriku, karena tugas yang diberikan itu kebetulan hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, jadi setelah menyelesaikan tugas yang pertama yaitu tugas membuat video, aku jadi memiliki rasa percaya diri yang lebih, bisa merasakan betapa "lega" nya menyampaikan opini, mengekspresikan diri dan tahu bahwa sebenarnya aku bisa.

Kedua menulis artikel, sebenarnya kalau untuk menulis cerpen, pengalaman pribadi atau buku harian itu adalah hal yang sering aku lakukan, tetapi untuk menulis artikel dan mengupload nya di internet untuk konsumsi publik, aku belum pernah melakukannya. Tetapi setelah aku mencoba, ternyata aku menemukan keasikan tersendiri saat menulis. Karena aku menulis sesuatu yang baru, wawasanku secara tidak langsung semakin bertambah, karena tentu saja jika kita ingin menulis dan akan dijadikan konsumsi publik, kita tidak bisa asal dalam memberikan informasi, maka dari itu harus banyak membaca. Kembali lagi, kata terpaksa itu hanya di awal dan bisa jadi itu hanya wujud dari rasa malas kita dalam mengerjakan suatu pekerjaan. 

Menurutku pribadi, sumber utama dari keterpaksaan itu adalah rasa malas, kalau dari awal saja sudah malas untuk maju ke step selanjutnya kita tidak akan enjoy sehingga merasa terpaksa. Setelah aku mengamati kehidupanku sejauh ini, kunci bahagia itu ya menikmati, menerima dan mensyukuri. Menikmati setiap apa yang ada dan menjalankannya dengan sepenuh hati. Saat mengerjakan tugas kedua ku untuk menulis, aku bisa lebih enjoy dan tidak ada lagi kata terpaksa, aku juga mulai belajar memperbaiki tulisanku, meskipun memang kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan. Tetapi memberikan dan mengusahakan yang terbaik itu perlu.

Yang tadinya kesel dan males saat diberikan tugas, setelah mengambil sisi positifnya aku jadi merasa bersyukur karena dengan adanya tugas-tugas tadi aku jadi bisa belajar hal yang baru dan menemukan sisi lain dari diriku. Kita tidak pernah tahu dari siapa, dimana, dan kapan kita akan mendapatkan sebuah ilmu, pelajaran hidup, atau sesuatu yang bermanfaat lainnya, entah itu banyak ataupun sedikit.

Pada intinya tepis dulu rasa malasmu, jangan sampai karena malas lalu jadi menyerah sebelum kalian mencoba, karena kalau kalian sudah menyerah di awal, sama halnya kalian kalah sebelum bertanding, tidak lucu bukan? Buktikan pada diri kita bahwa kita bisa, lalu tunjukan pada dunia dan jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru, namanya juga sesuatu yang baru, tentu kita akan mendapatkan banyak kejutan dari hal tersebut, susah senangnya akan kita ketahui setelah kita mencobanya. Dan ingat, berusahalah untuk menikmati setiap apa yang ada dan apa yang kita lakukan, buang jauh-jauh rasa malasmu terutama untuk kita kaum rebahan yang mager menjadi slogannya.

Salam semangat dari ku untuk kita semua, terimakasih!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun