Mohon tunggu...
Fadillah CahyaMuin
Fadillah CahyaMuin Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa dan pengajar

Penulis dan cheff

Selanjutnya

Tutup

Diary

Cinta Dunia

22 Oktober 2021   14:12 Diperbarui: 22 Oktober 2021   14:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pagi-siang-sore-malam-fajar.

Begitu cepat waktu berlalu, lalu lalang manusia mencari penghidupan setiap hari. Menjadikan dunia adalah prioritas utama. Seakan-akan mereka lupa dunia hanyalah tempat singgah untuk menanam amal kebaikan.

Pagi hari ada sebagian manusia yang sibuk dengan dunia, sebagian yang lain sibuk dengan mempersiapkan kehidupan setelah kematian. 

Semua aktifitas mulai dari bangun hingga tidur kembali adalah duniawi, mereka mengejar harta yang fana kemudian Pikiran, hati, dan tindakan bentuk duniawi semata. Mereka saling menyalahkan satu sama lain ketika dititik puncak tertinggi Allah beri ujian salah satu harta mereka di ambil. 

Bahkan saling membunuh disebabkan setan menguasai hati dan pikiran. Mereka lupa, bahwa itu semua hanyalah titipan dari Allah untuk menguji mereka, hartanya apakah sudah disedekahkan sebagian dari pengahsilan? ataukah hanya kebungkusan dunia dan maksiat yang digunakan dari hartanya?

Mereka lupa bahwa ada kehidupan setelah kematian,yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam mempersiapkannya. 

Mereka lupa dengan yang Menciptakan Dunia, yang seharusnya menjadi priotitas utama dalam mengingatNya. Mereka lupa bahwa itu bagian dari mencintai dunia dan lupa akhirat. Mereka Lupa!  demikian adalah kesombongan yang sesungguhnya.

Namun, berbeda dengan sebagian yang lain sibuk mempersiapkan kehidupan setelah kematian. Mereka tunaikan kewajiban sebagai hamba, kehidupan semata-mata mencari keberkahan serta ridho dari Sang Pencipta. 

Dari bangun hingga tidur kembali mereka memantaskan kualitas ibadah sembari mencari rezeki yang halal. Hingga pada saat tiba musibah menimpah mereka, hanya ada ucapan "innalillahi wa inna ilaihi roji'uun", mereka meyakini bahwa semua sudah menjadi qodarullah (takdir Allah) dan dengan musibah mereka semakin dekat dengan Allah, bermuhasabah atasnya.

Barang siapa yang cinta terhadap dunia dan menghendaki dengan sangat menghendaki dunia, menumpuk-numpuk dunia dan begitu mengagungkan terhadap dunia, maka orang tersebut dalam garis yang mebahayakan, dalam dan dalam ancaman Allah swt, sebagaimana Al-Qur'an menyatakan:

Artinya: "Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang(duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir". (Q.S Al-Isra 18)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun