Mohon tunggu...
Dilla Hardina
Dilla Hardina Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Kelilingilah dirimu dengan orang-orang yang pantas mendapatkan keajaibanmu🌻

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Pentingnya Interface OPAC dalam Membangun Performa Perpustakaan

11 Agustus 2020   17:50 Diperbarui: 11 Agustus 2020   17:52 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan zaman adalah suatu keniscayaan. Dari masa ke masa, dunia mengalami kemajuan yang semakin pesat. Kemajuan ini ditandai dengan berkembangnya teknologi yang semakin memudahkan aktivitas manusia. Salah satu impact dari kemajuan teknologi ini adalah semakin mudahnya manusia dalam mengakses informasi.

Maka tidak heran bila ada berbagai macam media yang bisa dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan informasi kita.Perpustakaan sebagai tempat yang menjadi saksi sejarah majunya suatu peradaban, tentu harus mampu mengikuti tren perkembangan teknologi dari masa ke masa. Salah satu media penelusuran informasi yang umumnya ada di perpustakaan adalah OPAC.

OPAC atau Online Access Public Catalog merupakan model katalog komputer yang bisa diakses secara online serta tersambung dengan komputer lain, baik secara terbatas maupun yang lebih luas (Yusup dan Subekti, 2010). Dengan adanya OPAC, maka dalam mencari informasi semakin mudah dan efisien.

Berbicara mengenai OPAC, tentu tidak lengkap jika tidak membahas mengenai tampilannya. Tampilan di sini erat kaitannya dengan style dari fitur yang disuguhkan dalam OPAC tersebut. Menurut Kartajaya (2019), style sangat penting di era media sosial yang padat akan unsur audio dan visual seperti di masa kini. jadi, yang menjadi perhatian bukan hanya informasi, namun juga pengemasannya.

Interface menjadi salah satu alasan penentu apakah pemustaka tertarik atau tidak untuk mengeksplorasi informasi yang ada di dalam OPAC. jika pemustaka tertarik, maka ia tidak akan segan-segan untuk mengunjungi website OPAC tersebut.

Interface bukan hanya persoalan nilai estetika saja, tetapi juga harus mampu mengacu pada user experience yang memuaskan. tampilan atau interface yang indah tidak menjamin pemustaka akan setia mengunjungi situs OPAC. Jika sebuah tampilan OPAC sangat estetik, namun informasi yang terkandung di dalamnya kurang bisa diandalkan oleh pemustaka---maka hal itu akan sia-sia saja.

Dengan mengetahui betapa pentingnya interface untuk menunjang tampilan OPAC, saya akan mencoba mengulik interface OPAC kepunyaan salah satu PTKIN ternama di Indonesia, yakni Perpustakaan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Perpustakaan UIN Malang telah memanfaatkan teknologi informasi sesuai standarisasi perpustakaan univeristas negeri.

Hal ini karena Perpustakaan UIN Malang telah menerapkan otomasi ke seluruh layanan pengguna dan kegiatan administrasinya. Maka tidak heran jika perpustakaan ini telah menerapkan katalog berbasis web yang dapat diakses secara online.

Ada dua menu katalog dalam OPAC Perpustakaan UIN Malang, yakni terdiri dari katalog buku dan katalog tugas akhir. katalog buku digunakan untuk mencari informasi tentang semua buku yang terdapat di perpustakaan, sedangkan katalog tugas akhir digunakan untuk mencari informasi terkait tugas akhir seperti skripsi, thesis dan disertasi.
Pada dasarnya, desain tampilan dari suatu web OPAC haruslah mengacu pada guideline kriteria tampilan layar yang menarik dan efektif.

Dengan tampilan desain yang padat akan fungsi, maka hal ini akan memudahkan pemustaka untuk menemukan, memahami dan menggunakan informasi yang disediakan OPAC.

Dari sini saya mengamati bahwa desain tampilan dari OPAC Perpustakaan UIN Malang mudah dipahami bagi siapapun yang mencari informasi di dalamnya. Hal ini karena tampilan OPAC tersebut relatif sederhana sehingga interpretasi pemustaka terhadap informasi yang diperolehnya tidak muluk-muluk.

Namun, di sini saya menyoroti ada satu fitur yang luput dari OPAC Perpustakaan UIN Malang, yakni menu bantuan (help). Padahal, fitur yang satu sangat penting untuk disisipkan ke dalam web karena dapat membantu pemustaka yang masih terbilang awam dalam pencarian informasi dengan katalog online ini. Selain itu, tampilan dari OPAC ini kurang mampu mendukung navigasi ke sub-sub informasi yang ditampilkan. Sehingga, bisa dibilang OPAC ini kurang mampu memenuhi standar dari IFLA.

secara umum interface OPAC sudah cukup baik, namun masih ada beberapa menu lagi yang harus ditambah guna memudahkan pemustaka menemukan koleksi yang dicari. pengguanan warna lay out tidak terlalu mencolok dan tidak terlalu membosankan, sehingga di sini tampilan OPAC Perpustakaan UIN Malang cenderung bermain aman.

ketika membuka halaman utama, maka akan kita temukan beberapa koleksi unggulan seperti tugas akhir. hampir 20% koleksi dari perpustakaan ini berbahasa Arab, sehingga akan sangat baik jika menggunakan transliterasi Arab-Indonesia.

Tak ada gading yang tak retak. Ungkapan ini mungkin cocok bila disematkan pada OPAC Perpustakaan UIN Malang. Saya pikir masih banyak lubang yang harus ditutupi pada interface OPAC ini. OPAC Perpstakaan UIN Malang masih perlu dikembangkan lagi agar mampu memenuhi kriteria OPAC yang sesuai standar IFLA. Akan sangat baik jika OPAC ini ditambah menu-menu seperti navigasi dan bantuan. Jika tampilan OPAC disesuaikan standar iFLA, maka akan sangat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari pencarian informasi oleh pemustaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun