Mohon tunggu...
Dilla
Dilla Mohon Tunggu... Guru

Knowledge comes from experience

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dan Gratifikasi

15 Mei 2025   11:47 Diperbarui: 15 Mei 2025   11:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia pendidikan, guru bukan hanya menjadi pengajar, tetapi juga panutan moral dan teladan. Namun, dalam praktik keseharian, muncul perdebatan yang kerap menjadi perbincangan: apakah ucapan terima kasih dari orang tua kepada guru berupa pemberian hadiah atau bingkisan bisa disebut gratifikasi?

Secara hukum, gratifikasi merujuk pada pemberian dalam bentuk uang, barang, diskon, dan fasilitas lain yang diterima oleh penyelenggara negara atau pegawai negeri, termasuk guru yang berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara), dan berpotensi memengaruhi keputusan atau tindakan profesional. Namun, penting untuk dibedakan antara pemberian yang bersifat imbalan atas harapan tertentu (misalnya diberikan sebelum ujian atau pembagian rapor), dan pemberian sukarela sebagai bentuk rasa terima kasih (biasanya setelah kegiatan belajar selesai, tanpa syarat atau harapan timbal balik).

Masalah utama dalam gratifikasi bukan semata pemberiannya, tetapi niat dan waktu pemberian tersebut. Bila hadiah diberikan sebelum anak mengikuti ujian, sebelum pengambilan nilai, atau sebelum pengumuman hasil belajar, maka secara etis hal ini bisa dinilai sebagai bentuk tekanan, bahkan potensi suap terselubung. Sebaliknya, bila orang tua memberikan sesuatu setelah anak menyelesaikan pembelajaran sebagai bentuk rasa syukur dan apresiasi atas jerih payah guru, maka semangatnya bukanlah "membayar" guru, melainkan menghargai dedikasi.

"Terima kasih sudah membimbing anak kami selama satu tahun ini, semoga Bapak/Ibu guru sehat selalu." sambil menyodorkan bingkisan sederhana seperti buah atau kue.

Ini adalah ungkapan kultural dan sosial yang selama ini melekat kuat dalam budaya gotong royong dan hormat kepada guru di masyarakat Indonesia. Guru tidak berharap hadiah dari orang tua, tapi sangat menghargai penghormatan dan apresiasi. Orang tua tidak perlu merasa wajib memberikan sesuatu. Terima kasih yang tulus pun sudah sangat bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun