Mohon tunggu...
dila rofiqotuzzahro
dila rofiqotuzzahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

bismillah berkah:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya terhadap Perkembangan Sosial Anak

7 Desember 2022   23:10 Diperbarui: 7 Desember 2022   23:13 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan anak usia dini begitu pesat dalam segala hal bahkan tidak ada usia lain yang mengalami hal yang sama. Usia dini ini begitu unik sehingga karakteristiknya harus benar-benar dipahami oleh orang tua dan pendidik agar pengasuhan dan pelayanan terhadap anak di rumah dan di sekolah dapat diberikan secara tepat dan sesuai usia.

Child Safe adalah lembaga pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar. Taman kanak-kanak menawarkan anak usia 5-6 tahun kesempatan untuk mengembangkan emosi sosial, yang mungkin tidak disadari oleh guru dan orang tua anak. 

Masa ini adalah dasar awal untuk pengembangan keterampilan sosial-emosional. Interaksi sosial seorang anak sangat dipengaruhi oleh emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Apakah Anda ingin melakukannya atau membaginya dengan teman dan orang-orang di sekitar Anda tergantung pada bagaimana Anda mengasuh dan kembangkan perasaan sosial anak Anda sejak usia dini.

Proses interaksi antara anak dengan lingkungan sosialnya berlangsung dalam hubungan saling pengaruh dan mempengaruhi. Lingkungan sosial yang dipermasalahkan meliputi orang tua, sekolah, teman sebaya, dan orang dewasa. 

Kondisi lingkungan yang menguntungkan, tenteram, damai, aman, reseptif dan pengertian, serta mampu memberikan perlindungan kepada anggotanya merupakan lingkungan yang mempercepat proses perkembangan sosial dimana individu menjalani perkembangan sosial.

Salah satu lingkungan sosial yang berperan penting dalam perkembangan anak adalah teman sebaya. Ini adalah proses sosial dalam kehidupan teman dengan saling pengaruh dan pengaruh. 

Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan minat terhadap aktivitas teman dan tumbuhnya keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok, serta tidak bahagia bila tidak bersama teman-temannya.

Anak tidak lagi puas bermain sendiri pada tempat tinggal atau bersama saudara kandung atau melakukan aktivitas bersama anggota-anggota famili lainnya. Dalam berinteraksi pada global luar, anak banyak meluangkan waktu ketika bersama sahabat sebaya pada aneka macam aktivitas. 

Mereka memberitahuakn gejala saling berbagi tugas, adanya persaingan, pertengkaran, simpati, saling membantu pada menghadapi kesulitan.Gambaran ini memberitahuakn gejala konduite sosial, ada konduite sosial yang baik & konduite sosial tidak baik.

Perkembangan sosial anak dalam Kepmendiknas 58 tahun 2009 tentang jenjang pendidikan anak usia dini, dimana indikator tingkat perkembangan anak usia 5-6 tahun yang akan dikembangkan adalah kemampuan bekerjasama dengan teman, menunjukkan. toleransi, mengetahui tata krama dan adat istiadat, memahami aturan dan disiplin, menunjukkan empati, memiliki sikap jangka panjang, menghargai keunggulan orang lain.

Perilaku adalah cerminan nyata dalam sikap, perbuatan, dan perkataan seseorang yang mengalami proses belajar dan tanggapan akibat dirangsang oleh lingkungannya (Tulus Tu'u, 2004: 64). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku dapat dipandang secara langsung sebagai respon terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan.

Anak membutuhkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya. Syamsu Yusuf (2000:124) menegaskan bahwa perilaku sosial menggambarkan kemampuan anak untuk beradaptasi secara efektif dengan lingkungan sosialnya. Bentuk perilaku sosial antara lain argumentasi atau argumentasi, bullying, kompetisi, kerjasama, penggunaan kekuasaan, dan simpati. 

Selain itu, Ahmad (2009: 137) menyatakan bahwa perilaku sosial adalah aktivitas yang berhubungan dengan orang lain, aktivitas yang berhubungan dengan orang lain yang memerlukan sosialisasi berupa perilaku yang diterima oleh orang lain, mempelajari peran sosial, dan bekerja untuk mengembangkan sikap sosial yang diterima.

Anak membutuhkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya. Syamsu Yusuf (2000: 124) menegaskan bahwa perilaku sosial menggambarkan kemampuan anak untuk beradaptasi secara efektif dengan lingkungan sosialnya. Bentuk-bentuk perilaku sosial antara lain berdebat atau berdebat, mengintimidasi, persaingan, kerjasama, pelaksanaan kekuasaan, dan empati. Lebih lanjut.

Bentuk perilaku sosial yang paling penting diterapkan pada anak usia dini di tahun pertama kehidupannya, yaitu penyesuaian sosial yang memungkinkan anak bergaul dengan teman-temannya. Karena masa ini merupakan fase kritis perkembangan di mana sikap sosial dan pola perilaku sosial terbentuk.

Secara spesifik, Hurlock (Ahmad, 2009: 139) mengklasifikasikan pola konduite sosial dalam anak usia dini ke pada pola-pola konduite sebagai berikut: (1) meniru, yaitu agar sama menggunakan kelompok, anak meniru sikap & konduite orang yg sangat anak kagumi. 

Anak bisa meniru konduite guru yg diperagakan sesuai menggunakan tema pembelajaran, (2) persaingan, yaitu harapan buat mengungguli & mengalahkan orang lain. Persaingan ini umumnya telah tampak dalam usia empat tahun. Anak bersaing menggunakan teman buat meraih prestasi, memberitahuakn antusiasme pada mengerjakan sesuatu sendiri, (3) kerja sama, mulai usia tahun ketiga akhir, anak mulai bermain bersama & kooperatif, serta kegiatan kelompok mulai berkembang & meningkat baik pada frekuensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan menggunakan meningkatnya kesempatan buat bermain menggunakan anak lain, (4) empati, seperti halnya simpati, empati membutuhkan pengertian tentang perasaan & emosi orang lain, tetapi disamping itu pula membutuhkan kemampuan buat membayangkan diri sendiridi loka orang lain. Relatif hanya sedikit anak yg bisa melakukan hal ini hingga awal masa kanak-kanak akhir, (5) dukungan sosial. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak dukungan berdasarkan teman-teman sebagai lebih penting berdasarkan dalam persetujuan orang-orang dewasa. (6) membagi. Anak mengetahui bahwa salah satu cara buat memperoleh persetujuan ialah membagi miliknya, terutama buat anak-anak lainnya. Pada momen-momen tertentu, anak pula rela membagi makanan kepada anak lain pada rangka mempertebal tali pertemanan mereka & memberitahuakn identitas keakraban antar mereka, (7) konduite akrab. Anak memberikan rasa kasih sayang kepada guru & teman. Bentuk berdasarkan konduite akrab diperlihatkan menggunakan canda gurau & tawa riang diantara mereka. Kepada guru, mereka memperlakukan sebagaimana layaknya dalam orang tua mereka sendiri, memeluk, merangkul, digendong, memegang tangan oleh guru, & teman sebaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun