Mohon tunggu...
dila rofiqotuzzahro
dila rofiqotuzzahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

bismillah berkah:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasa Jijik Dialami Juga loh pada Anak

27 November 2022   21:39 Diperbarui: 27 November 2022   22:21 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

RASA JIJIK DIALAMI JUGA LOH PADA ANAK

Perkembangan sosial emosional semakin dipahami sebagai  kasus  perkembangan anak. Karena anak terbentuk dari perkembangan belajarnya. Perkembangan emosional seorang anak melibatkan pengenalan emosi dan perasaan, pemahaman emosi dan perasaan, bagaimana dan mengapa  itu muncul, mengenali emosi mereka sendiri dan orang lain, dan mengembangkan metode manajemen yang efektif. Seiring bertambahnya usia seorang anak, perkembangan emosional mereka menjadi lebih kompleks berdasarkan pengalaman mereka.

Dari perkembangan awal, bayi menunjukkan rasa aman dalam keluarga ketika kebutuhannya dipenuhi oleh lingkungan. Bayi  mengeksplorasi dengan sentuhan dan rasa. Melalui eksplorasi, bayi  belajar. Sebaliknya, jika bayi merasa tidak aman di lingkungan rumah, bayi akan menghabiskan energi untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi. Jika bayi tidak memiliki kesempatan untuk  bereksplorasi, maka bayi tidak memiliki kesempatan untuk belajar. 

titik mempengaruhi tahap perkembangan  selanjutnya (Briggs, 2012). Tahun-tahun perkembangan anak menjelang sekolah dasar memberikan landasan belajar yang kuat untuk mengembangkan keterampilan sosial-emosional yang memungkinkan anak  menjadi lebih sehat saat menghadapi tahap perkembangan selanjutnya yang lebih kompleks. 

waktu yang tepat untuk meletakkan dasar bagi pengembangan keterampilan American Academy of Pediatrics (2012) menyatakan bahwa perkembangan sosial dan emosional berhubungan dengan anak-anak, di mana emosi  dan hubungan positif  dan negatif dapat terbentuk, masa kanak-kanak juga disebut periode kritis pembangunan atau Zaman Keemasan. 

Pada tahap ini, sebagian besar jaringan sel otak berperan sebagai pengendali semua aktivitas dan kualitas manusia. Dua tahun pertama kehidupan manusia sangat penting untuk perkembangan anak. Anak mulai mengembangkan keterampilan motorik sensorik, visual, dan auditori yang dirangsang oleh lingkungannya (Schunk, 2012). Mereka tinggal di rumah atau mengikuti kegiatan dalam bentuk berbagai prasekolah seperti kelompok bermain, taman kanak-kanak dan pusat penitipan anak. Anak usia dini mengacu pada anak-anak dari usia 0 hingga 8 tahun.

Perkembangan emosi anak berkaitan dengan semua bidang perkembangan  Seorang anak. Perkembangan emosional  dan sosial adalah dasar dari perkembangan kepribadian di masa depanayo Setiap orang memiliki perasaan senang, marah dan jengkel ketika menghadapinyaterhadap lingkungan sehari-hari. Pada tahap ini, perasaan anak usia dini lebih detail, bernuansa atau biasa disebutdibedakan Setiap anak menunjukkan ekspresi yang berbeda setiap saatPerkembangan. 

Pada awal perkembangan masa kanak-kanak mereka  menjalin hubungan timbal balik Dengan orang-orang yang merawatnya, kepribadian orang terdekatnya akan terpengaruhdan perkembangan  sosial dan emosional. Kerjasama dan hubungan dengan temanberkembang sesuai dengan pemahaman anak tentang persahabatan Pada masa kanak-kanak, ekspresi perasaan ini muncul dengan sendirinya melalui berbagai reaksidia bisa 

Misalnya, anak yang meminta permainan tetapi tidak segera melanjutkanpenuh perasaan ana  sedih dan marah lalu menunjukkannya lewat ekspresi memerah atau menangis dengan sekuat tenaga. Tapi jika permintaannya segera dipenuhi,Dia merasa bahagia dan ditunjukkan dengan senyum manis dan wajah berseri-seri.

Perilaku sosial anak selalu diawali dengan  contoh atau model dilihat oleh anak, mungkin perilaku orang tua, kakak, wali,Program TV, kerabat, teman atau orang-orang  di sekitarnya, langkah selanjutnya 13 Ibid., hal. 5514 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, hal. 06.meniru perilaku  anak berdasarkan contoh yang mereka lihat.Kemudian, jika perilaku anak yang ditiru  tidak mendapat tanggapan dari orang tua, maka hal-halIni bisa menjadi rutinitas atau perilaku yang dianggap normal. 

Sampai akhirnya perilakuItu termasuk dalam diri anak dan menjadi pembentukan karakter dalam dirinyaPerkembangan  berkaitan dengan kemampuan emosional dan perkembangan anakkepercayaan, keyakinan dan empati. Perkembangan sosial-emosional yang positif atau baikadalah prediktor  kesuksesan  akademik, kognitif, sosial dan emosionaldalam kehidupan anak selanjutnya. Banyak orang tua yang tidak memahami hal iniPengalaman awal mempengaruhi perkembangan sosial-emosional anak. 

PadaPada masa kanak-kanak, anak-anak masih belajar untuk memperoleh keterampilan iniKemampuannya masih terbatas, namun ia membutuhkan dukungan dan latihan untuk berkembang lebih jauh.Di bawah bimbingan, terutama orang tua dan wali, maka sedikit demi sedikit kemampuannyaitu tumbuh.16Perkembangan sosio-emosional anak merupakan sesuatu yang penting, bahkan lebih penting lagidari sekedar perkembangan kognitif. 

Para ahli sudah percaya bahwa IQ (kecerdasan otak) akan terbukti dengan sendirinyarasionya hanya  20%, sedangkan yang lainnya adalah kecerdasan emosional (EQ),Menurut Goleman, kecerdasan intelektual tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa kecerdasanemosi Orang dengan kecerdasan emosional tinggi memiliki keterampilan sosialstabil, mudah bergaul, ramah, tidak mudah takut atau pemalu dan sangat percaya dirimengungkapkan perasaan mereka.1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun