Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuku Jari yang Panjang

21 April 2022   10:46 Diperbarui: 21 April 2022   11:10 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
myfitriblog.wordpress.com

Kuku jari yang panjang

Tiga bulan lalu keranda mayat diboyong
Kebelakang rumah
Sepetak liang lahat dikerumuni oleh manusia hidup

Sebentar lagi mayat itu akan tidur
Tanpa lampu dan kasur yang empuk
Istrinya tidur dalam kebisingan malam
suara budak yang menangis kehilangan ayah

Tiga hari juga istrinya tidak bisa tidur
Masih dihantui suaminya yang dikubur
Rindu pilu menggebu
Duka bak awan kelabu
Masih pekat dan dirindung ujan air mata melulu

Kisah istrinya menjadi kabar sayu
Warga mulai merisaukan si budak dari rahimnya itu
Kemaren si budak datang kelaparan
Ibunya tidak bernafsu  mengasapi dapurnya

Budak terlantar dengan kuku jari panjang
Diujung kuku yang itam
Rambut kusut dan pucat
Tak ada lagi warna di kehidupan nya yang masih basah

Berjalan dari kegelapan
Bak menyiram bunga yang layu
Tak hanya butuh air hujan
Untuk mekar

Mari siangi kehidupan
Dengan cinta
Tak ada yang abadi
Semua akan pergi menepi

Anak piatu anak kita
Bapaknya kita
Bukan lagi satu bapak
Namun jutaan bapak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun