Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jendela Dapur Rumini jadi Saksi Bisu

9 Desember 2021   07:43 Diperbarui: 9 Desember 2021   07:44 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Burung liar bertebangan membawa pesan
Tanah kelahiran  Rumini Curah Bobokan
Dilereng gunung di guncang gelombang
Saat matahari kembali memuncak

Sumerupun tiba-tiba kontraksi
Pembukaan pertama hanya letupan kecil
Namun, Jendela dapurnya ikut meraung

Namun Rumini terus bertahan.
Derus abu Sumeru menggebu kesakitan
Terdengar semakin lama semakin suram

Dan akhirnya Sumeru melahirkan
Isi perut bumi pekat dan panas
Diberi nama LARVA

Hingga menerjang tembok tembok rumah
Yang tiangnya pun goyang ketakutan
Jauh sebelumnya
Diluar sana semua  sudah berhamburan
Orang gila pun ikut berlari
Kambing ternak yang baru saja beranak
Telat untuk menyelamatkan diri

Sapi sapi yang terikat mati dengan daging terkelupas
Tak ada tempat untuk seekor semutpun di desa Rumini

Kabupatenbanten.raya.com
Kabupatenbanten.raya.com


Rumini menatap ibu yang masih terbaring di ranjang tua
Kaki Rumini gemetaran untuk ikut berlari
Padahal, tadi pagi kisah masih  indah
Sosok ibu, makan begitu lahap
Dan bercerita banyak tentang hal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun