Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wasapada!, Mau COD-an Ternyata Dibegal dengan Celurit

29 September 2021   10:17 Diperbarui: 29 September 2021   16:27 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Malang sekejap mata" itulah yang dialami oleh Romi (nama samaran) dua hari yang lalu.
Romi merupakan karyawan mall yang berumur 23 tahun, menggeluti pekerjaan sampingan sebagai penjual produk hp di online. Pekerjaan sampingan itu telah ditekuninya satu tahun terakhir.

Dia telah memiliki pelanggan tetap, karena banyak jenis hp yang dia jual. Sebelum melakukan transaksi dengan customernya Romi melakukan video call untuk memastikan customer yang ingin membeli hpnya dan sekalian melihatkan produk yang dia jual.

Pembayaran bisa dilakukan secara transfer maupun COD -an langsung dengan Romi. Jika CODan Romi akan menentukan titik pertemuan yang tidak jauh dari tempat dia bekerja. Kadang Romi juga izin ditempat kerja jika transaksi itu berlangsung di jam kerja Romi.

Suatu ketika Romi pernah kena marah sama security ditempat dia bekerja, yang melarang membawa uang cash banyak ke tempat kerja (takut terjadi hal buruk). Maklum perusahaan Romi bekerja sama dengan Swalayan di mall.  

Alhasil Romi dari teguran itu, dia tidak bisa transaksi lagi di jam kerjanya. Wajar saja Romi melakukan transaksi dengan jumlah jutaan dengan customernya atau dengan pengantar barang yang Romi pesan dari pihak lain. Untuk Romi promosikan kembali ke akunnya.

Hingga sabtu jam 11 malam  di tepi jalanan Thamrin Jakarta Selatan, Romi melakukan transaksi dengan pihak yang ingin menjual hpnya ke Romi.

Romi dengan yakin membawa uang cash sebanyak 6 juta untuk membeli hp tersebut  dan bertemu dengan tersangka dua orang laki-laki parubaya, dengan perawakan tubuh dua kali lebih besar dengan Romi.

Dari kejauhan Romi telah melihat dua laki-laki telah menunggunya dan dia pun bergegas berjalan untuk menghampiri tersangka. Tanpa basa basi Romi dengan sekujur tubuhnya berdiri tepat  dihadapan tersangka. Dua tersangka menyeret tangan Romi ketempat yang sepi dan gelap, Romi mulai gugup dan gemetaran ketika  celurit besi ditempelkan ke lehernya.

"Serahkan uang itu atau leher kau kupotong" yang berbisik ke telinga Romi.
Pengendara yang lalu lalang hanya menjadi saksi bisu di malam itu. Dua pilihan yang menentukan hidup dan matinya Romi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun