Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bapak, yang Baru Saja Kehilangan Giginya

23 September 2021   07:16 Diperbarui: 23 September 2021   07:21 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gigimu mulai keropos
Dan kau tersenyum seperti anak kecil yang kembali kehilangan gigi

Canda tawa dari seorang laki-laki parubaya itu
Tak henti menghiburku dibalik layar datar
Kata saudaraku, dia sedang sakit
Badannya meriang dua hari ini
Tapi dia masih saja jadi penghibur pelipur lara
Dia masih saja menjadikanku anak gadis balita yang ingin dia gendong dan dipeluknya kalau lagi merengek

Kuigin meraba kakinya yang lelah
Tiap hari merayap bersama lumpur-lumpur
Bertegur sapa dengan batang-batang padi yang berharap menguning setiap bertemu

Upaya dan daya tak sampai disitu
Keingginanku mengujinya kembali
Aku bukan anak kecil yang harus dipangkuannya

Liputan6.com
Liputan6.com


Hatinya bergelut saat aku memilih untuk
Merantau ke negri seberang
Sadar, akan tak ada saudara dan keluarga

Perasaannya tak karuan
Tidurnya tak lelap dua hari keputusanku
Bapak, aku tahu ini berat
Kota ini senyap di pikiranku
Aku rindu dekat mu Pak

Tahun depan kita bertatap dan berdekap
Sejujurnya, aku juga belum siap jadi orang dewasa seperti yang telah kau lewati.
Banyak hal yang ingin kuceritakan kembali denganmu

Terimaksih telah menjadi sosok  bapak, yang tak henti mendengarkan Ocehanku hingga larutnya malam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun