Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wabah Corona

3 April 2020   09:07 Diperbarui: 3 April 2020   09:16 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi berduka

Bukan bencana yang meluluhlantahkan negri
Tapi  diserang virus tak bertulang
Tak kasat mata
Sangat kecil namun ganas

 mayat tergelantang di jalanan
Tanpa pamit
Ketakutan tiada Tara,
Si virus bertamu dengan membara

Virus Corona menjadi karakter utama
Dalam cerita alur yang baru
Aku, kita dan semua menjadi penonton sekaligus korban  konflik virus dan manusia

Realitaku berbalut

dalam plastik atau
Penjarakan diri jika ingin menghirup udara esok

Tuhan, aku tidak tahu
untuk apa pandemi itu dilahirkan
mengapa, dia lahir menjadi ciptaan yang mematikan

Aku ingin
hidup seperti kemaren
dalam kedamaian menghirup udara
berjalan mengarungi bumimu tanpa batas

Wahai wabah, ini pesanku
dari empat dinding yang mengurungku
pergilah dan musnah
rantai kehidupan kami masih panjang
semoga kau lupa cara untuk berkembang dan mati tanpa meninggalkan bekas di bumiku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun