Mohon tunggu...
Diksi Pradipta
Diksi Pradipta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Diksi Pradipta merupakan mahasiswa di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun 2019. Saat ini sedang menempuh studi S1 pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia mengikuti Kreskit(Kreativitas Kita) dan HMPS PBSI UAD.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Eksistensi Masjid pada Bulan Ramadan

24 April 2021   20:32 Diperbarui: 24 April 2021   20:39 2251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan yang penuh keberkahan kini telah tiba. Umat islam bersiap untuk menyambut kembali bulan yang penuh dengan keberkahan atau sering dikenal dengan bulan Ramadhan. Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang menjadikan kesempatan bagi segenap umat muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan lebih meningkatkan ketaqwaan, karena terdapat banyak manfaat yang akan diperoleh oleh segenap umat muslim dalam menjalankan rangkaian kegiatan bulan Ramadhan. Tentu pada bulan Ramadhan ini umat muslim dapat menjalankan ibadah dengan niat ikhlas dan mengharapkan ampunan kepada Allah SWT.

Mengapa umat islam harus menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan niat ikhlas? Tentu saja umat islam perlu meyakinkan pribadinya sendiri untuk mengikuti segenap rangkaian Ibadah puasa Ramadhan dengan ikhlas, karena niat ikhlas merupakan salah satu kunci bagi segenap umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh keberkahan. Selain itu, umat muslim perlu menjalankan dengan mengharapkan ampunan kepada Allah SWT. Karena pada bulan ini dapat disebut sebagai bulan yang menyucikan jiwa muslim.

Mengapa bulan Ramadhan dapat menjadi bulan yang menyucikan jiwa umat muslim? Tentu saja pada bulan Ramadhan ini umat muslim diharapkan dapat mengendalikan emosi dan hawa nafsu selama satu bulan penuh. Oleh karena itu, hadirnya bulan Ramadhan dapat dijadikan ajang bagi umat muslim untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki jiwa yang suci serta mampu menabung pahala selama menjalankan beragam aktivitas ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Masjid merupakan sebuah tempat ibadah bagi umat muslim. Tiap datangnya bulan Ramadhan aktivitas masjid memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan pada hari-hari biasa. Jika hari biasa aktivitas masjid seperti salat berjamaah lima waktu hanya diikuti oleh beberapa orang saja. Pada bulan Ramadhan, masjid terlihat ramai dipenuhi dengan jamaah yang ingin mengikuti salat berjamaah.

Selain itu masjid yang pada hari biasa tidak ada aktivitas mengaji pada sore hari menjelang maghrib, pada bulan Ramadhan fungsi masjid kembali dengan hadirnya tadarus Al Qur’an yang biasa diikuti oleh anak-anak dan pada malam harinya serangkaian masyarakat mengikuti ibadah salat tarawih yang dijalankan dengan mengikuti salat isya. Masjid pada bulan Ramadhan memiliki fungsi yang sesuai dalam isi Qs At Taubah ayat 18 tentang memakmurkan masjid yang berbunyi:

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ

 “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan Shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Qs At Taubah ayat 18).

Mengapa sesuai? Tentu sesuai karena pada bulan suci Ramadhan masjid selalu dipenuhi jamaah untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat, tadarus Al Qur’an di malam dan sore menjelang buka puasa. Kegiatan-kegiatan inilah yang menjadi suatu hikmah pada bulan Ramadhan dalam membentuk akhlaqul karimah bagi diri kita. Selain, menjadi ladang pahala bagi kita, melaksanakan kegiatan di masjid ini akan lebih memperkuat dan menjaga silaturahmi antar masyarakat. menjaga silaturahmi disini dapat dilakukan, karena tiap masyarakat pasti akan datang ke masjid dan melaksanakan serangkaian kegiatan ibadah puasa Ramadhan seperti tadarus bersama di malam hari, sholat berjamaah, dan menunaikan zakat. Hal inilah yang secara tidak langsung membawa kita untuk bertemu dengan tetangga kita, sehingga eksistensi masjid pada bulan Ramadhan ini selain membawa keberkahan bagi tiap orang, masjid dapat menjadi sarana untuk menjaga silaturahmi antar masyarakat.

Pandemi Covid-19 tidak membuat eksistensi masjid pada masa Ramadhan menjadi turun. Pada masa pandemi Covid-19 eksistensi masjid tetap bertahan dengan aktivitas pembagian takjil dan pengajian tetap dapat dilakukan di beberapa masjid dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat. Masjid-masjid yang tetap eksistensi pada bulan Ramadhan terdapat di beragam daerah Indonesia.

Masjid Agung Demak Jawa Tengah merupakan suatu masjid yang berada di kota Semarang tetap ikut menyemarakkan berbagai kegiatan di bulan suci Ramadhan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat dan menghindari kerumunan, karena masih dalam suasana pandemic Covid-19. Pada bulan Ramadhan kali ini masjid agung demak tetap menyelenggarakan kegiatan shalat tarawih dan tentunya tetap menjaga jarak shaf. Kegiatan amaliah MAJT tetap berjalan lancar seperti shalat maktubah, kultum setelah subuh, tadarus Al Qur’an setelah shalat tarawih. Selanjutnya ada khataman Al Qur’an, tadarus Al Qur’an setelah dhuhur untuk jam’iyah ibu-ibu., pengajian asar sampai menjelang maghrib.

Tentunya kita dapat menyadari apabila terdapat kegiatan yang bisa dilaksanakan maka terdapat juga kegiatan ditiadakan. Pada bulan Ramadhan ini MAJT meniadakan kegiatan pembagian sahur, karena untuk meminimalisir terjadinya kerumunan saat diadakan pembagian sahur. Sedangkan untuk kegiatan bagi-bagi takjil tetap dilaksanakan oleh panitia MAJT dengan jumlah yang terbatas dan hanya dikhususkan untuk para jamaah yang megikuti pengajian saja. Penyaluran zakat di MAJT tetap dilakukan dengan harapan para jamaah bisa beriktikaf dengan khusyuk.

Sedangkan Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang berada di kota Yogyakarta telah meniadakan suatu kegiatan berupa tradisi takjil piring terbang pada Ramadhan tahun ini. Tetapi tradisi takjil piring terbang tidak sepenuhnya hilang. Jika sebelumnya menggunakan piring kini diganti menjadi nasi kotak. Menu yang disajikan pada nasi kotak ini akan lebih bervariasi.

Meskipun lauk-pauk yang kering tetap menjadi prioritas penyajian menu untuk buka puasa. Perubahan ini berdasarkan pertimbangan yang matang karena jika makanan yang disajikan adalah sayur atau makanan basah akan lebih cepat basi. Dalam mengantisipasi kerumunan di masa pandemic covid-19, para pemasak akan dibagi dalam beberapa kelompok dalam satu hari. Masjid Jogokariyan menyediakan 3 ribuan takjil yang bisa dinikmati di rumah.

Masjid Gedhe Kauman merupakan masjid yang berada di kota Yogyakarta tetap ikut menyemarakkan kegiatan di bulan yang penuh berkah. Masjid gedhe kauman tetap menyelenggarakan shalat tarawih dengan kapasitas maksimal 600 orang dan sudah berjarak. Kegiatan shalat tarawih di masjid gedhe kauman hanya diikuti oleh warga sekitar masjid. Ada yang berbeda dengan pelaksanaan shalat tarawih pada bulan Ramadhan ini.

Jika sebelumnya masjid gedhe kauman menyelenggarakan dua kali shalat tarawih setelah isya dan dini hari. Pada tahun ini shalat tarawih dilaksanakan cukup sekali saja setelah isya. Selain itu durasi shalat tarawih dipercepat agar para jamaah tidak terlalu lama dalam berkumpul di masjid. Kegiatan shalat tarawih pada masjid gedhe kauman diselenggarakan dengan para jamaah diminta mengenakan masker dan membawa peralatan shalat sendiri.

Majid Istiqlal merupakan salah satu masjid yang berada di kota Jakarta ikut menyemarakkan kegiatan bulan Ramadhan dengan membatasi kapasitas jamaah masjid dengan jumlah 2.000 orang atau 30 persen dari ruang utama masjid. Selain itu pada bulan Ramadhan tahun ini masjid Istiqlal meniadakan buka puasa dan sahur bersama serta kegiatan itikaf dengan pertimbangan demi mencegah penyebaran virus Covid-19. Meskipun demikian kegiatan shalat tarawih di masjid istiqlal tetap berjalan dengan sejumlah pembatasan seperti jumlah kapasitas masjid dibawah 30 persen dan jarak jamaah diatur 1,5 meter antar jamaah sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Pada bulan Ramadhan kali ini masjid Istiqlal hanya beberapa pintu yaitu pintu bagian sektor utara dan sektor selatan.

Hadirnya berbagai masjid di Indonesia menjadi suatu bukti nyata eksistensi masjid tetap bangkit, meskipun pandemic Covid-19 belum surut. Berbagai masjid di Indonesia tetap ikut menyemarakkan bulan yang penuh berkah pada tahun ini dengan lancar dan tentunya dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat. Oleh sebab itu, pandemic Covid-19 tidak menyurutkan berbagai masjid di Indonesia untuk tetap mengadakan kegiatan yang bermanfaat dan memiliki keberkahan bagi masyarakat.

Diksi Pradipta Mahasiswa PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun