Mohon tunggu...
Diklitbang HMDEP USU
Diklitbang HMDEP USU Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Himpunan Mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang menjadi wadah tempat menampung tulisan-tulisan mahasiswa Ekonomi Pembangunan di masa periode Diklitbang HMD-EP 2022/2023.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Darkness and Key of Market Labour

1 Desember 2022   10:19 Diperbarui: 1 Desember 2022   10:23 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Ikfhan Surya Mahendra (19050135)

Dalam beberapa tahun terakhir etika dalam pekerjaan mengharuskan seorang pekerja baru untuk menguasai semua skill yang ada di pasar tenaga kerja melalui luar negeri atau dalam negeri. Dalam satu sisi pemerintah berpikir bagaimana mendapat kan sumber daya manusia yang mampu bersaing di pasar tenaga kerja dengan mengandalkan biaya operasional pendidikan seminimal mungkin. Menurut pendapat saya pribadi kita semua tahu bahwa sebuah perusahaan harus mampu meminimalkan biaya untuk mendapatkan profitabilitas yang melimpah, Namun ini tidak berarti pada seleuruh sektor termasuk pendidikan.

Kenapa dengan pendidikan ?

 Banyak orang mempersepsikan pendidikan sebagai batu loncatan untuk dapat melompat ke pasar tenaga kerja. Namun hal itu keliru apa sih yang dipelajari dalam pendidikan ? apakah disiplin mampu membuat seseorang tau bagaiamana dunia bisnis bekerja ? apakah dunia pendidikan hanya meberikan teori tapi tidak dapat menunjukkan output dari teori tersebut ? bagaimana dengan persaingan pasar, apakah dengan mengerahui rumus seseorang dapat memberikan penjabaran spesifik tentang suatu masalah ? ada banyak pertanyaan yang harus dilontarkan kembali dalam argument ini. Bagaimana bisa kita meyakinkan diri 100% bahwa pendidikan yang kita ambil dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja ? belum lagi masalah rasionalisasi upah, serta bagaiamana rasionalisasi pekerjaan dalam perspektif waktu untuk memanusiakan manusia ?

Pasar tenaga kerja

Pasar tenaga kerja diibaratkan sebagai hutan yang apabalia kita tidak dapat bertahan kita kita akan dijadikan budak dan makanan para penguasa hutan ( Pasar tenaga kerja ). Ketika seorang murid keluar dari dunia sekolah dengan bangga memakai baju kebanggaan tersendiri untuk diabadikan selamanya, namun secara tidak langsung mereka memberitahu kepada dunia bahwa mereka siap masuk dalam pengangguran centang biru ( terverivikasi ) oleh dunia untuk masuk dalam pasar tenaga kerja. Mereka melihat begitu indahnya sebuah surat lamaran atau form yang bertuliskan "DI CARI KARWAYAN " namun bagi saya itu adalah " selamat datang di hutan rimba ". Bagaimana tidak akan banyak pelamar pekerja yang akan memasukkan cv mereka di perusahaan tersebut dengan perbandingan pelamar dalam satu perusahaan 30 : 1.000.000 itu berarti perusahaan hanya membutuhkan 30 posisi pekerja namun dalam realita nya ada lebih dari 1 juta orang ingin bekerja disana. Belum lagi kita mengenal istilah Training, Magang, dan casual dimana ini merupakan lahan bagi perusahaan dalam memanfaatkan biaya pekerja yang murah untuk menciptakan output yang besar, apakah argument saya bisa dipertanggungjawab kan ? kita lihat bagaimanan anak magang di press dalam mbkm untuk mencari nasabah perusahaan tersebut, agar memenuhi tangkapan perusahaan kemudian bagaiaman mana anak training disuruh untuk lembur melewati kapasitasi waktu tanpa upah yang memadai. Dan bagaiaman casual yang masih dipanggil ketika hanya ada pekerjaan.

Key of the darkness of market labour

 Dalam penempatan tujuan jangka panjang banyak hal yang harus kita lakukan lewat pihak pemerintah, manusia itu sendiri maupun perusahaan yang memberikan pekerjaan. Perspektif ini berdasarkan bagaimana kita mampu bersaing di hutan tenaga kerja yang begitu gelap dan kejam yang di penuhi banyak penguasa yang rakus terhadap sumber daya. Penulis akan memberikan gambaran dari 3 segi, (1) dari segi pemerintah, (2) dari segi perusahaan, (3) dari segi manusia itu sendiri.

 1. Perspektif penulis terhadap pemerintah ( Economy Version ) Ekonomi menjadi wadah yang menguntungkan apabila kita bisa mendayung sebuah perahu dengan cepat dan stabil, namun apabila berat yang kita bawa tidak sesuai dengan gaya yang kita berikan maka kapal atau wadah tersebut bisa saja jatuh ke dalam dasar lautan yang dalam.

 a. Investasi Investasi terhadap manusia merupakan investasi yang menguntukan dalam mode jangka panjang, kucuran dana yang dilebihkan oleh pemerintah untuk memantapkan setiap perkerja baru akan memberikan gambaran pendapatan masyarkat yang begitu indah, angka pdrb yang cukup bagus dan kampus kemiskinan akan berubah menjadi surge bagi para penduduk nya. dalam mode investasi ini pemerintah dapat melakukan sebagai berikut ( versi penulis )

       * Pembangunan infrastuktur UMKM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun