Mohon tunggu...
Diki Umbara
Diki Umbara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis dan Merayakan

Trainer/Blogger/Lecturer

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Situng KPU Sudah Hampir Selesai, Justru Pasangan Ini yang Layak Kalah?

7 Mei 2019   22:36 Diperbarui: 8 Mei 2019   10:35 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: merdeka.com

Perhitungan suara sudah hampir selesai. Kontestasi Pilpres 2019 nyatanya banyak kejutan. Hal tersebut dimulai dari quick count oleh lembaga survei hingga perhitungan internal baik dari pasangan Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin maupun pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Namun semua itu hanya sebagai parameter semata, sebab sesungguhnya perhitungan yang sah dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Dan kejutan justru hadir saat perhitungan ini berlangsung.

Komisi Pemilihan Umum atau KPU masih melakukan penghitungan secara manual dan real count. Untuk real count KPU data yang sudah masuk sekitar 70 persen. Berapa perolehan suara pasangan Jokowi - Maruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno?

Dilansir merdeka.com Berikut ini perolehan detail suara pasangan Jokowi - Maruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dalam real count KPU pada pukul 18.15 WIB, Selasa (7/5)

Perolehan sementara Jokowi-Ma'ruf dalam real count KPU adalah 60.552.570 atau sekitar 56,27 persen.

Sementara perolehan suara pasangan Prabowo-Sandi adalah 47.054.799 atau sekitar 43.73 persen. Untuk sementara pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul.

Dalam real count KPU pada pukul 18.15 WIB, Selasa (7/5), data yang masuk sudah 571.281 dari 813.350 TPS atau sekitar 70,2 persen. Sementara Jokowi unggul dari Prabowo dengan selisih suara sebesar 13.497.771.

Ya selesih di atas 10 juta ini tentu saja mengukuhkan jika Jokowi nampaknya unggul telak. Sedangkan Pabowo semestinya legowo.

Pasangan Prabowo Sandi sejatinya layak kalah, namun dari konstelasi politik saat ini bahkan perlawanan yang dilakukan Prabowo bahkan melebihi Pilpres 2014 silam. Alih-alih menerima kekalahan, sebab Prabowo melalui BPN terus menggaungkan narasi kecurangan yang diarahkan ke banyak pihak mulai dari penyelenggara pemilu, pengawas, hingga lawan.

Kita teringat jargon jauh sebelum pilpres berlangsung bahwa hanya kecuranganlah yang akan mengalahkan Prabowo Subianto. Seuatu yang aneh sesungguhnya, sebab di satu sisi Prabowo Sandi mengklaim bahkan mendeklarasikan hingga beberapa kali kemenangannya. Di sisi lain narasi kecurangan tetatp didengungkan. Mengapa bisa demikian?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun