Mohon tunggu...
Diki Nuradi Rahman
Diki Nuradi Rahman Mohon Tunggu... -

Jangan ganggu aku ketika sedang minum kopi, aku takut nanti kamu cemburu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hilang

12 Februari 2019   11:04 Diperbarui: 12 Februari 2019   13:22 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tepi pantai, saat langit mulai memerah
Jingga merona yang memang indah
Tak sadar aku telah lengah
Terpesona keindahan sang senja yang perlahan mulai merekah

Perlahan ia meninggalkanku
Pergi ke balik cakrawala
Tenggelam bersama senja dan keindahannya
Senja memanglah indah, namun ia tak cukup kuat untuk mengalahkan keindahan wajahmu

Sorot matamu yang mempesona, bahkan senjapun tak memilikinya
Senyummu yang menawan, bahkan aku tak pernah melihat senja senyum seindah itu
Semuanya menghilang pada saat itu juga
Bahkan aroma tubuhmu tak tercium lagi
Dalam hitungan detik menghilang seketika

Hilang,
Hilang,
Hilang,
Dan hilang

Aku panik, aku sedih, ingin kumenangis
Apakah kamu benar-benar menghilang dari muka bumi ini ?
Tanyaku dalam hati

Siul angin seakan membisikanku
Ia tahu jawabannya
Tapi saat itu aku tak ingin mendengar sepatah katapun
Dari siapapun

Ketidak ingin tahuanku tentangnya
Pun kepergiannya saat itu sedikit membuat hatiku tenang
Sang malam menyambutku
Rembulan tersenyum padaku

Jika memang kamu benar-benar pergi
Semoga semesta selalu menjagamu
Keindahanmu kan tetap terjaga

Yang tersisa kini hanyalah nama
Cerita kita dulu
Kan ku simpan baik-baik dalam memori yang kunamai kenangan

dikinur - 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun