Mohon tunggu...
Money

Dollar Naik Pemerintah Panik

14 Desember 2018   18:13 Diperbarui: 14 Desember 2018   18:14 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp13.280 untuk US$1, yang melampui asumsi dari APBN Perubahan 2015 sebesar Rp12.500 yang telah beberapa kali direvisi dari patokan sebelumnya Rp11.900. Kurs itu oleh pengamat pasar uang Farial Anwar disebut tidak sehat.

Setidaknya dua faktor, eksternal dan internal, berkontribusi terhadap turunnnya mata uang rupiah.

Staf khusus Kementerian Keuangan, Arif Budimanta, menyebut nilai rupiah turun karena mata uang dolar Amerika Serikat menguat di tengah peningkatan pertumbuhan ekonomi dan antisipasi kenaikan suku bunga di negara itu.

"Dan kita tahu fenomena super dolar itu tekanannya tidak hanya terjadi pada nilai tukar rupiah tetapi hampir kepada seluruh mata uang dunia, termasuk euro."

Yang juga mendasar adalah faktor internal walaupun selama ini pemerintah cenderung mengedepankan faktor penguatan dolar.
Dan ketika terjadi Krisis Moneter yang terjadi pada beberapa tahun lalu, laju rupiah terhadap dolar AS sudah mengalami perjalanan yang panjang sampai dolar AS sampai pagi ini di Rp 14.027. Pada 28 tahun lalu, dolar AS hanya sebesar Rp 2.000 saja. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp 2.000 dengan titik terendah nya di Rp 1.977 per dolar AS pada tahun 1991. Dolar AS bertahan di kisaran Rp 2.000-2.500 karena Indonesia belum menganut rezim kurs mengambang. Orde Baru kala itu tidak mau tahu, dolar AS harus bertahan di level itu. Sampai terjadi krisis moneter (krismon) dan terjadi pelemahan rupiah yang sangat drastis. Memasuki pertengahan 1997 Indonesia pun meninggalkan sistem kurs terkendali.
Penyebabnya, cadangan devisa Indonesia rontok karena terus-terusan menjaga dolar AS bisa bertahan di Rp 2.000-2.500. Setelah memakai kurs mengambang, dolar AS secara perlahan mulai merangkak ke Rp 4.000 di akhir 1997, lanjut ke Rp 6.000 di awal 1998. Setelah sempat mencapai Rp 13.000, dolar AS sedikit menjinak dan kembali menyentuh Rp 8.000 pada April 1998. Namun pada Mei 1998, Indonesia memasuki periode kelam. Penembakan mahasiswa, kerusuhan massa, dan kejatuhan Orde Baru membuat rupiah 'terkapar' lagi. Sampai akhirnya dolar AS menyentuh titik tertinggi sepanjang masa di Rp 16.650 pada Juni 1998. Pasca Orde Baru, Indonesia mengalami masa reformasi. Kepercayaan investor pun sedikit demi sedikit kembali, dan rupiah mulai menguat 

Melemahnya Rupiah ini juga di pengaruhi oleh baeberapa fator di antaranya, Peningkatan perekonomian dollar di AS, dan peningkatan perokonomian dollar di AS terjadi guna memulihkan kondisi perekonomian di Amerika Serikat setelah terjadinya krisis di tahun 2008 , membuat bank sentral di Amerika yaitu The Fed mempunyai rencana untuk melakukan sebuah sistem yang disebut dengan tappering off atau adanya pengurangan quantitative easing yang sering disebut sebagai stimulus ekonomi. 

Ketika The Fed sebagai bank sentra di Amerika Serikat memiliki rencana guna memotong dan mebatasi pembelian obligasi pada tahun 2013 sila, nilai tukar dari rupiah serta IHSG yang sering disebut sebagai indeks saham gabungan saling berfluktuasi sangat tajam.

Hal ini mempengaruhi kondisi perekonomian di Amerika sebagai pemulihan yang nantinya akan menggangu lalu lintas jalur keuangan dunia. Akibatnya, rupiah pun akan terus merosot jauh dengan peningkatan yang tak seberapa.

Dan unuk mengatasi merosotnya rupiah solusi yang harus di ambil yaitu salah satunya   menjaga stabilitas nilai tukar rupiah (IDR) sesuai fundamentalnya, Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN dalam jumlah cukup besar. Selain itu, BI juga akan terus memonitor dan mewaspadai risiko berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah, baik yang dipicu oleh gejolak global maupun yang bersumber dari kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik

"Untuk itu, Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya," jelasnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun