Mohon tunggu...
DH
DH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semesta terlalu luas dan hidup terlalu singkat untuk berdiam diri

Tidak ada catatan kriminal

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pentingnya Komunikasi Keluarga untuk Membentuk Mental Anak

10 Juli 2022   14:15 Diperbarui: 10 Juli 2022   14:19 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Hallo temen-temen semuanya?

Apa kabar nih? Tentunya baik dong ya, di masa pandemi sekarang ini kita harus selalu menjaga kesehatan diri. Selain kita diharuskan menjaga kesehatan fisik, namun menjaga kesehatan mental juga tidak kalah pentingnya loh. Kali ini kita akan membahas sedikit tentang apa hubungannya komunikasi di dalam keluarga dengan kesehatan mental seorang anak. Simak penjelasannya!.

Apa itu komunikasi? Sejak lahir manusia di anugerahi mulut untuk berbicara / berkomunikasi sesama manusia. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari -- hari, tak terkecuali komunikasi di dalam keluarga, yang merupakan penanggung jawab atas perawatan dan juga pengasuhan orangtua terhadap seorang anak. Kondisi kesehatan mental seorang anak di usia remaja rentan mengalami goncangan akibat lingkungan dan juga kehidupan sehari -- hari baik dari lingkungan keluarga, teman, saudara, maupun lingkungan lainnya. Pola komunikasi orang tua menjadi hal penentu kesehatan mental seorang anak, orang tua yang melakukan pola komunikasi dengan baik dan terbuka mampu berkontribusi dalam menjaga kesehatan mental anak.

Pola Komunikasi juga dapat kita artikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Banyak dari orang tua tanpa sadar melakukan kesalahan dalam menerapkan pola komunikasi yang baik dan benar karena kurangnya beberapa edukasi dan juga pengertian bahwa pola komunikasi orang tua dan anak sangat penting bagi perkembangan kesehatan mental seorang anak yang dominan di alami oleh anak usia remaja. seorang anak di usia remaja masih mengalami masa transisi dimana mereka masih belum mengetahui jati dirinya dan juga banyak dari mereka yang masih bimbang dalam menempatkan diri di tengah -- tengah pergaulan.

Pada dasarnya setiap orang tua menghendaki anaknya menjadi anak yang baik, setiap orang tua mengharapkan anaknya patuh, merasa bahagia jika anaknya pintar dan banyak lagi harapan lain tentang anak, tentu semuanya itu berbentuk sesuatu harapan yang positif.  Sementara itu, setiap orang tua selalu berkeinginan untuk mendidik anaknya secara baik dan berhasil, mereka berharap mampu membentuk anak yang memiliki kepribadian/karakter.

Namun disisi lain masih banyak orang tua yang masih menganggap remeh pola komunikasi anak dan juga banyak dari orang tua yang masih kurang teredukasi tentang pola komunikasi yang baik dan benar. Banyak dari mereka lebih mengganggap bahwa pendapat mereka jauh lebih baik tanpa mendengarkan pendapat sang anak, dengan demikian anak yang cenderung masih mencari jati dirinya mencari tempat lain untuk bercerita dan melampiaskan keluh kesahnya. Biasanya orang yang di jadikan sebagai tempat mengadu seorang remaja ialah sahabat atau teman terdekat yang cenderung mengerti dengan apa yang disampaikan oleh temannya. Selain itu teman yang di percaya pun di anggap tidak menghakimi cerita yang di sampaikan oleh temannya tersebut sebab tak ada sekat yang menghalangi mereka untuk bercerita.

Sedangkan orang tua yang memiliki pola komunikasi kurang baik dan cenderung tidak mau menanyakan ataupun menjadi tempat keluh kesah anak yang menganggap bahwa tidak terlalu penting pola komunikasi serta mendengarkan keluh kesah sang anak sebab orang tua yang memiliki pemikiran ini mengganggap bahwa sebagai orang tua tugasnya hanya mendidik, memberi nafkah, serta mencukupi pendidikan seorang anak secara layak. Padahal, seorang remaja juga sangat membutuhkan dorongan serta dukungan dari orang tua mereka serta mengkomunikasikan suatu permasalahan anak dan menjadikan posisi orang tua sebagai penampung cerita keluh kesah sang anak di masa remaja terlepas dari tugas pokok sebagai orang tua yakni memberi nafkah, mendidik, dan memberikan pendidikan yang layak.

Banyak remaja yang mengalami hal serupa yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yakni keseimbangan dalam mengasuh seorang anak. Seorang anak yang diasuh dengan sifat agresif dari orang tua mereka, secara tidak langsung mereka akan meniru sifat orang tua mereka karena seorang anak memang mampu merekam perkataan dan tindak tanduk  orang tua. Apapun perkataan orang tua anak akan mampu mendengarkan dan meresapi perkataan tersebut. Cara keluarga terutama orang tua mengekspresikan dan mengomunikasikan sesuatu sangat berpengaruh dalam kesehatan ataupun kesakitan mental anaknya.

Akibat sakit mental tentu juga akan berdampak fatal bagi seorang anak, seperti depresi, gangguan jiwa bahkan menjadi seorang yang pendendam akibat kurangnya didikan dari orang tua. Tentu saja orangtua tidak menginginkan hal demikian, tanpa disadari ternyata faktor terbesar dalam pembentukan mental anak itu ada di orangtuanya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa anak itu ibarat kertas yang kosong, sedangkan orangtua itu pena yang diberi tinta bebas memberi tulisan ataupun gambaran terhadap kertas tersebut.

Jadilah orang tua yang pengertian, bijak sekaligus menjadi sahabat baik untuk anak agar komunikasi di dalam keluarga dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian nantinya juga akan menghasilkan kepribadian yang baik pula bagi anak. Jaga kesehatan mental anak agar mereka merasa mendapatkan rasa kasih sayang yang semestinya mereka dapatkan.

Semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun