Saatnya Garuda Terbang Tinggi ke Piala Dunia 2026
Oleh Dikdik Sadikin
Jepang dan Korea Selatan memiliki tradisi lolos ke Piala Dunia karena sistem pembinaan pemain yang rapi dan kompetisi domestik yang kompetitif. Indonesia belum memiliki itu. Liga 1 Indonesia masih diwarnai masalah keterlambatan gaji, insiden suporter, dan kualitas wasit yang buruk.
KETIKA Patrick Kluivert diumumkan sebagai pelatih Timnas Indonesia, banyak yang terkejut sekaligus berharap. Bagaimanapun, Kluivert bukan sembarang nama di dunia sepak bola. Sebagai bagian dari generasi emas Belanda yang nyaris menjuarai Piala Dunia 1998, pengalaman dan reputasinya sebagai pelatih bukanlah sesuatu yang bisa dipandang remeh.
Namun, di tengah ekspektasi besar ini, pertanyaannya tetap sama: mampukah Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026? Dan apakah mega proyek Erick Thohir untuk membawa Garuda terbang tinggi akan berbuah manis, atau justru menjadi beban baru bagi sepak bola nasional?
Â
Perjalanan Menantang di Kualifikasi
Indonesia saat ini berada di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia setelah menyingkirkan Vietnam dengan kemenangan 3-0 di Stadion My Dinh dan hasil imbang 1-1 di Jakarta. Ini adalah kali pertama sejak format kualifikasi berubah pada 2002, Indonesia mampu melaju sejauh ini.
Di babak ketiga, Indonesia akan bersaing dengan tim-tim raksasa Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Iran --- negara-negara yang secara reguler tampil di Piala Dunia.
Namun, di sinilah Kluivert dan Erick Thohir menghadapi ujian sebenarnya. Dua laga awal di babak ketiga akan menentukan segalanya. Indonesia akan menghadapi:
- Jepang (peringkat 18 FIFA): Tim yang berisi bintang-bintang Eropa seperti Takefusa Kubo (Real Sociedad) dan Kaoru Mitoma (Brighton). Jepang memiliki rekor sempurna di babak kedua dengan delapan kemenangan dari delapan pertandingan dan mencetak 42 gol tanpa kebobolan.
- Australia (peringkat 24 FIFA): Finalis Piala Asia 2023 ini adalah tim yang memiliki kekuatan fisik dan pengalaman di level internasional. Mereka lolos hingga babak 16 besar di Piala Dunia 2022, mengalahkan Denmark di fase grup.
Jika Indonesia mampu mencuri poin dari dua laga ini, peluang untuk lolos ke Piala Dunia akan terbuka lebar. Namun, kekalahan di kedua laga akan membuat sisa perjalanan menjadi seperti mendaki Everest tanpa oksigen.
Â
Mengapa Kluivert?