Menjadi seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang mudah, karena seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar, baik untuk dirinya sendiri maupun orang banyak. Apalagi masyarakat tentu saja menginginkan sosok pemimpin yang mengayomi, melayani, dan mensejahterakan masyarakat.
Untuk mewujudkan keinganan masyarakat tersebut, seorang pemimpin harus mampu merencanakan berbagai program strategis yang nantinya akan dijalankan sebagai solusi atas permasalahan yang terjadi di masyarakat. Hal inilah yang harusnya dilakukan seorang pemimpin dalam menjalankan perannya, khususnya di Sumatera Utara.
Sebagai Provinsi yang memiliki posisi geografis yang strategis, tentu saja Sumatera Utara memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi daerah yang maju. Sayangnya, potensi yang telah ada tidak dimanfaatkan maksimal oleh pemerintah saat ini. Padahal banyak sekali potensi yang bisa dimanfaatkan, salah satunya adalah kekayaan adat istiadat dan budaya yang ada di Sumut.
Seperti yang kita tahu, di Sumut ada beberapa desa budaya, seperti Desa Dokan, Desa Jangga, Desa Lingga. Kemudia ada juga Desa Adat Ragi Hotang di Tobasa, Desa Adat Hutagaol Sihujur di Tobasa dan Desa Adat Rumah Bolon Gunung Malela di Simalungun.
Hal inilah menurut Edy Rahmayadi perlu kita jaga untuk membangun Sumatera Utara agar Bermartabat. Dimana konservasi rumah adat, pelestarian kesenaian adat dengan memberikan perhatian yang cukup, baik melalui penyediaan anggaran merupakan keharusan.
"Saya optimis, Sumut bermartabat akan terwujud dengan menghargai sejarah dan melestarikan kebudayaan serta kearifan lokal kita," kata Edy.
"Dan membawanya mengenalkannya ke mata dunia," tambah Putra Daerah itu.
Menurutnya, Sumut Bermartabat tidak hanya bermartabat dalam kehidupan. Cita-cita itulah yang menjadi tekad Edy untuk mewujudkannya. Sehingga Sumut maju dari segala bidang dan posisi Sumut yang pernah menjadi Provinsi lima besar terbaik di Indonesia bisa diperoleh kembali.
