Hari Pertama bulan suci Ramadhan 1439 H, Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Nomor Urut 2, Kang Anton melakukan blusukan ke Pasar Tradisional Cikarubuk, Kota Tasikmalaya, Kamis (17/5).
Purnawirawan Jenderal Polisi yang berpasangan dengan Calon Gubernur TB. Hasanuddin tersebut memasuki gang demi gang yang terkenal dengan tempat belanja buka puasa tersebut.
Kehadiran putera Asli Tasik itu mendapatkan sambutan hangat para pedagang. Beberapa diantaranya ada yang berebut untuk berfoto.
Kang Anton ditemani pengelola Pasar Cikarubuk mengatakan, kunjungan ke pasar itu selain untuk mengenang masa kecilnya juga untuk mendengarkan aspirasi dari para pedagang. Pasar Cikarubuk, ungkap Kang Anton adalah salah satu pasar tempat dirinya belanja kebutuhan sehari-hari bersama ibunya.
"Saya ingin mendengarkan keluhan mereka. Karena biasanya kalau awal puasa dan mau lebaran harga pada naik. Tapi sekarang alhamdulillah naik tapi tidak signifikan," jelas Kang Anton.
Kang Anton menegaskan untuk masyarakat kecil itu yang penting harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tetap stabil. "Kalau warga tidak mau memahami pertumbuhan ekonomi dan lain lain. Kalau sembako terjangkau, ibu ibu pasti aman," jelas Kang Anton.
Kang Anton uga menghimbau pada pengelola pasar Cikurubuk untuk tetap menjaga stok bahan pangan supaya tetap tersedia hingga akhir puasa nanti.
Ia juga menambahkan agar masyarakat juga dapat memantau perkembangan harga di berbagai komoditas.
Salah satu pengelola pasar sekaligus Ketua Himpunan Pedagang Pasar Tasikmalaya (Hippatas), H.Ade Mumu menyampaikan, beberapa harga bahan pokok di pasar tersebut masih relatif stabil dan tidak mengalami kenaikan pada hari pertama puasa.
"Hampir semua bahan pokok masih dalam harga yang stabil bahkan ada beberapa yang turun seperti telor dari Rp.25.000 per kilo menjadi Rp.24.500, serta beras juga stabil, " ungkap Ade.
Sementara Pedang Cabe Maimun mengatakan sejumlah kebutuhan pokok di pasar masih dalam tarif wajar namun dipastin merangkak naik menjelang lebaran tergantung permintaan pasokan kebutuhan dari masyarakat. "Karena itulah pemerintah harus pantau distribusi," jelas Maemun.
