Mohon tunggu...
Dinda Friana
Dinda Friana Mohon Tunggu... Hoteliers - Tourism Student

Ig: @diindaf16

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Aksesibilitas Aspek Utama Pariwisata sebagai Leading Sector Economy Indonesia

22 Oktober 2019   10:00 Diperbarui: 22 Oktober 2019   14:22 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: bengkuluekspress.com

Saat ini Bangsa Indonesia sedang berbahagia atas terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden baru untuk 5 tahun kedepan, periode 2019-2024. Minggu, 20 Oktober 2019 Ir. H. Joko Widodo resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 bersama wakilnya KH. Ma'ruf Amin di Istana Kepresidenan Jakarta Pusat. 

Ini merupakan periode ke-II Ir. H. Joko Widodo menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia setelah sebelumnya juga menjabat sebagai Presiden yang berpasangan dengan Dr. Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla.

Sejak awal kemerdekaan Indonesia sudah dipimpin oleh 7 Presiden secara bergantian. Setiap Presiden memiliki keunggulan masing-masing, sehingga disematkan julukan sesuai dengan keunggulan atau pencapaian kinerja mereka masing-masing. Berikut 7 Julukan untuk ketujuh Presiden Indonesia selama ini:

  • Soekarno sebagai bapak Proklamator
  • Soeharto sebagai bapak Pembangunan Nasional
  • B.J.Habibie sebagai bapak Teknologi
  • Abdurrahman Wahid sebagai bapak Pluralisme
  • Dyah Megawati Soekarno Putri sebagai ibu wong Cilik sekaligus presiden wanita pertama Indonesia
  • Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Bapak Jenderal Bintang Empat
  • Joko Widodo sebagai bapak Infrastruktur

Julukan sebagai bapak Infrastruktur yang diberikan kepada bapak Presiden Joko Widodo ini tentu ada alasannya. Lima tahun menjabat sebagai orang nomor 1 di Indonesia, berbagai fasilitas dan infrastruktur terus dibenahi dan ditambah dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo periode ke-I. Di antaranya seperti beberapa jalan tol dan bandara yang terus dibangun sampai saat ini.

Pembangunan jalan tol maupun bandara  ini merupakan upaya untuk mempermudah aksesibilitas dalam Negeri. Jalan tol misalnya, lebih memudahkan perjalanan dan mengefisiensi waktu dalam perjalan jarak jauh. Kemudian pembenahan dan pembangunan bandara dibeberapa daerah yang terus dilakukan dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo 5 tahun terakhir ini, sangat disambut baik oleh masyarakat. 

Saat ini transportasi udara menjadi pilihan banyak orang karena lebih mudah, nyaman, dan cepat. Semakin banyaknya pengguna transportasi udara ini, maka setiap bandara yang sudah ada terus meningkatkan kualitasnya.

Pembenahan infrastruktur Negara yang salah satunya adalah akses, ini merupakan angin segar bagi industri pariwisata. Sebab, aksesibilitas merupakan unsur penting dalam suatu Destinasi maupun Daya Tarik Wisata. 

Secara kumulatif, BPS mencatat ada 10,86 juta wisatawan dari Januari 2019-September 2019, Adapun transportasi yang digunakan paling banyak adalah angkutan udara, yang menyumbang andil 64%. Disusul angkutan laut sebesar 24%, dan angkutan darat 12%. Data ini membuktikan bahwa transportasi udara menjadi andalan masyarakat maupun wisatawan. Selain itu, data ini juga membuktikan bahwa kunjungan wisatawan semakin meningkat beberapa tahun terakhir.

Kementerian Pariwisata telah memilih 10 daerah yang ditetapkan sebagai Bali baru atau lebih dikenal dengan 10 Bali baru, diantara ke-10 destinasi tersebut ada 4 yang menjadi destinasi super prioritas, diantaranya Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo, dan Danau Toba. Di empat destinasi super prioritas tersebut semua bandaranya merupakan bandara internasional atau melayani rute penerbangan luar Negeri. 

Semakin baik fasilitas, pelayanan, dan kualitas suatu bandara maupun sarana transportasi lainnya maka semakin senang wisatawan maupun masyarakat menggunakannya. 

Hal ini tentu memberikan dampak positif atau menguntungkan banyak pihak atau dengan kata lain memberikan dampak ganda, yang dalam dunia pariwisata dikenal dengan istilah multiplier effect. 

Contohnya bagi wisatawan maupun penumpang non-wisatawan lebih mempermudan dan mengefisien waktu perjalanan, bagi pihak penyedia jasa trasportasi mendapatkan keuntungan bernilai ekonomi, begitupun dengan pelaku usaha pariwisata atau pedagang/pengusaha penyedia jasa dan/atau barang disekitar bandara maupun sarana transportasi lainnya tentu juga mendapatkan percikan keuntungan ekonomi dari kunjungan wisatawan atau pengguna jasa transportasi.

Selain memberikan keuntungan bagi penyedia jasa transportasi, tingginya kunjungan wisatawan memberikan keuntungan bagi Negara.

Saat ini industri pariwisata menjadi sumber penyumbang devisa nomor 2 setelah migas di Indonesia, bahkan presiden Joko Widodo menetapkan pariwisata sebagai leading sector economy Indonesia. Migas akan ada masanya, akan habis, sementara pariwisata tidak akan pernah mati, akan selalu ada, selalu berinovasi, dan selalu ada pembaruan didalamnya. 

Secara tidak langsung pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur berupa sarana transportasi di Indonesia memberikan dampak positif bagi masyarakat maupun wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun