Mohon tunggu...
Fadlilah Karunia Novianti
Fadlilah Karunia Novianti Mohon Tunggu... -

Seorang yang tidak pernah berhenti belajar dan berjuang untuk mewujudkan cita-cita.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merajut Pondasi untuk Masa Depan

20 Februari 2017   12:01 Diperbarui: 20 Februari 2017   12:09 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika melihat suatu gedung yang tinggi dan kokoh, mulai terbesit dalam pikiran mengenai bagaimana hebatnya seorang arsitek dapat merancang bangunan sedemikian rupa. Meski selama ini yang kita selalu melihat dan memuji apa yang terlihat pada gedung tersebut, namun ada satu hal yang sangat inti dalam pembangunan gedung kokoh ini, yaitu pengaruh sebuah pondasi yang tidak tampak, dan terletak di bawah gedung tersebut. Jika pondasi tersebut dibangun dengan rancangan yang sangat kuat maka akan menghasilkan gedung yang dapat berdiri kokoh. Namun jika pondasi tersebut hanya dibangun asal-asalan, tidak menutup kemungkinan gedung tersebut dapat roboh suatu saat nanti.

Sama seperti manusia. Ketika manusia dibekali dengan pondasi yang berisi hal-hal baik, maka akan ia akan tumbuh menjadi manusia yang baik pula. Namun, ketika manusia memiliki pondasi yang tidak baik, maka kemungkinan akan menjadi permasalahan untuknya sendiri saat terjun dalam masyarakat.

Apakah bentuk dari pondasi tersebut? Sebelum belajar mengenai penanaman pondasi dalam hal ilmu eksak. Kita dapat memulainya dari pembentukan akhlak. Hal yang paling mudah adalah belajar dari orang-orang disekitar kita. Terutama dari keluarga. Di dalam lingkungan keluarga, kita akan mulai banyak belajar berbagai hal. Baik agama, tata krama, maupun gaya hidup yang akan kita bawa ke dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal yang sangat penting yang harus kita pegang adalah nilai kejujuran. Seseorang yang sekalinya berbohong, kemungkinan ia akan berbohong lagi untuk menutupi awal kebohongannya tadi. Dan kemungkinan terburuk, seseorang yang pernah berbohong akan terus mengulang hal itu, karena menurutnya dengan kebohongan ini ia dapat mendapatkan suatu keuntungan. Namun, dalam hidupnya ia tidak akan merasa tenang karena ia takut kebohongannya terbongkar, selain itu sekali seseorang berbohong maka ia akan sulit mendapatkan kepercayaan kembali, bahkan saat ketika ia berkata dengan jujur.

Seperti saat kita melihat gedung yang tinggi dan kokoh, saat kita banyak berkumpul dengan masyarakat baik di kampus, tempat kerja, maupun diluar sana, realita nya manusia secara tidak sadar akan melihat dahulu apa yang nampak di depannya. Tidak sedikit orang yang menilai orang lain dari sikap awal mereka bertemu. Meskipun lambat laun mereka akan mengenali sikap sebenarnya dari orang tersebut. Namun hal tersebut tidaklah menjadi masalah. Karena tugas kita adalah berusaha untuk belajar menjadi seseorang yang lebih baik lagi dari diri kita sebelumnya. Bukan menunjukkan kebaikan-kebaikan yang sudah kita lakukan. Dan yang terpenting adalah bagaimana cara kita dapat menjaga sikap.

Berbagai macam karakteristik orang yang kita temui akan membuat kita belajar dari mereka. Kita harus dapat memilah teman mana yang baik dan membuat kita berkembang, dan teman mana yang buruk hingga membuat kita hanya semakin berjalan mundur.

Disini saya gambarkan seperti orang yang sedang merajut. Yang mana dimulai dari memilih berbagai macam benang, disatukan hingga menjadi lembaran kain yang kuat dan dapat bermanfaat untuk kita gunakan. Proses ini memakan waktu yang tidak sebentar, membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan tentu saja harus dilakukan secara rutin, agar dapat melatih diri untuk menghasilkan rajutan yang semakin baik dan menghasilkan inovasi-inovasi yang baru.

Jika kita mau belajar dan terus berusaha untuk ‘mengonsumsi’ hal-hal baik, maka kita akan dapat mencapai tujuan kita, yaitu menjadi seseorang yang lebih baik dari diri kita sebelumnya. Tentu saja hal ini tidak mudah. Perlu kesabaran, menahan diri dari godaan hal-hal yang buruk, adanya kepekaan diri, dan yang paling penting adalah kemauan. Karena kita akan terus berkembang jika diri kita sendiri yang memulainya.

Dengan memiliki akhlak yang baik, akan memudahkan kita dalam hidup bermasyarakat. Meskipun kita akan menemui orang-orang yang tidak menyukai kita. Tetapi, kita harus belajar menjadi seseorang yang bijak untuk menghadapi semua itu. Dan kembali lagi, semua itu tidak mudah, namun bukan berarti kita tidak dapat melakukannya bukan?

Semoga kita semua menjadi golongan orang-orang yang selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun semua orang di sekitar kita.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun