Mohon tunggu...
Diexy Inkha
Diexy Inkha Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Untuk Publik, Untuk Republik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Signifikansi Program Zero Hunger oleh Mahasiswa UPI Berbasis Kampanye Kolektif Penanggulangan Stunting oleh KKN Tematik UPI 2022

18 Agustus 2022   13:10 Diperbarui: 18 Agustus 2022   13:18 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi (Penyerahan X-Banner Kepada Pihak Posyandu)

"Saya tahu tidak ada orang-orang hebat, kecuali mereka yang memiliki pengabdian besar pada kemanusiaan." - Voltaire

Kutipan kata Mutiara tersebut selaras dengan kegiatan yang Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia lakukan pada Semester Genap 2021/2022. Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sejak bulan Juli hingga bulan Agustus ini melaksanakan KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa. 

Dalam hal ini, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan tema yang masing-masing berbeda guna mencapai tujuan dari pembangunan berkelanjutan dalam SDG's Desa.

Untuk KKN Tematik ini sendiri, penulis mendapatkan pembagian untuk menjadi bagian dari kelompok 11 dengan mendapatkan tema yaitu "Desa Tanpa Kelaparan". Dibalik kelompok tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan tema yang berbeda. 

Dalam hal ini, kelompok kecil penulis mendapatkan tema "Pencegahan dan Penanggulangan Bayi Dengan Keadaan Stunting". Melalui kelompok kecil ini, telah dilaksanakan program kerja berupa pelaksanaan program sosialisasi kepada kader posyandu di Posyandu Ananda 2 yang berlokasi di Jalan Negla Tengah RW 4, Kelurahan Isola. 

Tujuan sosialisasi ini dilakukan adalah agar masyarakat mengetahui Pencegahan dan Penanggulangan Bayi Dengan Keadaan Stunting demi perwujudan program Zero Hunger.

Stunting merupakan kondisi kekurang gizi kronis yang diderita anak dalam seribu hari pertama kehidupannya. Ciri paling umum adalah ukuran panjang atau tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan usianya. 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut beberapa faktor penyebab stunting, di antaranya kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Stunting membuat anak kesulitan mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. 

Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun