Mohon tunggu...
Dien Yafi
Dien Yafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Seorang Mahasiswa yang mencoba menulis dan juga hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fanatisme dan Pengaruhnya terhadap Sepak Bola Dunia

12 Januari 2023   16:08 Diperbarui: 12 Januari 2023   16:17 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Oktober 2022 merupakan salah satu bulan terkelam bagi dunia sepak bola di Indonesia, tragedi yang menewaskan lebih dari 135 orang itu meninggalkan duka mendalam bagi dunia per sepakbolaan di Indonesia maupun dunia. 

Tragedi yang terjadi akibat kelalaian para petugas keamanan stadion yang mengakibatkan hal itu bisa terjadi, pertandingan yang mempertemukan anatara Arema Fc melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang berakhir tragis, kekalahan yang dialami oleh Arema di kandangnya sendiri adalah awal mula kejadian ini terjadi, ketika laga berakhir dan di menangkan oleh Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 memicu kekecewaan para penonton, beberapa penonton turun ke lapangan untuk memberikan semangat kepada tim tuan rumah, awal mula nya hanya satu hingga dua orang yang kemudian memicu para penonton lain untuk turun yang kemudian para aparat keamaan berusaha untuk menghalau para penonton untuk Kembali ke tribun dan pulang kerumah masing- masing. 

Karena saking banyaknya Aremania yang turun ke lapangan, aparat kepolisian kewalahan hingga akhirnya  berakhir ricuh dan aparat kepolisian menembakkan gas air mata guna memperingatkan Aremania untuk tidak masuk ke dalam lapangan, bukannya malah Kembali Aremania justru semakin banyak yang turun ke lapangan, perlakuan kasar yang diberikan oleh apparat kepolisian mendapat respon negatif dari Aremania, situasi di dalam stadion pun semakin tidak terkendali, para pemain Arema dan Persebaya segera dibawa ke ruang ganti dan diantar pulang menggunakan mobil barracuda milik TNI, di depan stadion pun para Aremania sudah menghadang para pemain Persebaya dan membakar satu kendaraan milik pihak kepolisian yang berada diluar stadion. Kejadian itu tentu menjadi perhatian dunia sebab kasus tersebut langsung merangsak ke posisi kedua kedalam kejadian kelam dalam dunia sepak bola, hal itu tentu menjadi cambuk bagi PSSI selaku badan sepak bola di Indonesia, bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi. 

Setelah ditelusuri oleh pihak yang menangani masalah ini ternyata permasalahan awalnya adalah aparat kepolisian menggunakan barang yang dilarang dalam dunia sepak bola yaitu gas air mata, hal itu dilarang karena dapat mengganggu penglihatan serta pernafasan bagi yang terkena cairan tersebut, gas air mata inilah yang menjadikan lebih 135 nyawa malayang didalam stadion. Ucapan bela sungkawa datang dari penjuru dunia, banyak liga utama di Eropa melakukan One Minute Silent sebagai bentuk bela sungkawa terhadap hal tersebut. 

Seiring berjalannya waktu pemeriksaan kasus ini, para Fans klub-klub Indonesia bahkan mancanegara mengadakan pertemuan guna membantu mengusut tuntas dibalik tragedi di Kanjuruhan ini, spekulasi pun ditujukan kepada aparat kepolisian yang dianggap lalai dalam menaati peraturan dalam dunia sepak bola, banyak banner dibentangkan oleh para fans yang mengatakan bahwa polisi lah yang "membunuh" 135 nyawa di kanjuruhan. 

Bukan hanya di Indonesia, fans dari salah satu klub liga Germany juga turut membentangkan banner tersebut dalam laga di liga mereka, dapat dilihat dari kasus ini sikap Fanatisme tidak selamanya negatif, terkadang dibeberapa pertandingan sepak bola tentu menghadirkan atmosfer rival yang besar serta tensi yang tinggi, namun hal itu hanya 90 menit dilapangan. Yang menjadi perhatiaan saat ini adalah harus ada yang bisa mengontrol para komunitasnya demi mengurangi aksi anarkis yang dilakukan oleh Fans dari klub masing-masing, 

Hal itu tentu bisa dimengerti oleh banyak orang, karena imbas dari kejadian tersebut adalah berhentinya kompetisi sepak bola di Indonesia untuk sementara dan kemungkinan liga akan bergulir tanpa penonton kedepannya.Kasus ini merupakan salah satu contoh bahwa fanatisme sering dianggap negatif oleh sebagian besar orang dan juga bisa dijadikan sebagai pembelajaran kedepannya bagi para fans sepak bola di seluruh dunia bahwa tidak ada sepak bola yang seharga dengan nyawa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun